News  

Menteri Bahlil optimis ekonomi Indonesia menjanjikan pascapandemi

Kalau orang sudah keluar rumah sakit, ngapain masih berpikir sakit? Apalagi ada yang katakan ini akan menyusul seperti negara-negara yang sedang alami persoalan ekonomi yang berat

Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimis perekonomian Indonesia masih sangat menjanjikan pascapandemi Covid-19.

Ibarat orang sakit, Indonesia disebutnya bahkan kini sudah keluar dari rumah sakit sehingga tidak perlu disebut akan menyusul sejumlah negara yang tengah mengalami krisis.

“Perbandingan 2020, 2021, dan 2022, itu menurut saya ibarat orang sakit, Indonesia itu 2020 akhir sampai 2021 kuartal III itu sudah mulai bangkit dari ruang ICU, mulai keluar. Bahkan sudah keluar rumah sakit sekarang. Kalau orang sudah keluar rumah sakit, ngapain masih berpikir sakit? Apalagi ada yang katakan ini akan menyusul seperti negara-negara yang sedang alami persoalan ekonomi yang berat,” katanya dalam webinar “Prospek Pemulihan Eonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pasca Pandemi” yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Bahlil mengungkapkan ekonomi Indonesia masih cerah, menyusul capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal I sebesar 5,01 persen, yang masih cukup baik dibandingkan sejumlah negara.

Demikian pula inflasi Indonesia yang masih berada di angka 4,94 persen yoy pada Juli 2022, di tengah tingginya tekanan global.

“Yang menarik adalah, di tengah global lagi bermasalah, investasi kita semakin membaik. Target investasi kita tahun 2022 Rp1.200 triliun, di mana dari Rp1.200 triliun itu, kita sudah mampu selesaikan Rp584,6 triliun atau setara 48,7 persen,” katanya.

Namun, Bahlil mengingatkan bahwa percuma pertumbuhan ekonomi tinggi jika tidak berkualitas. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong terciptanya investasi berkualitas yang merata antara di Jawa dan luar Jawa, serta tumbuhnya investasi asing dan domestik.

Hasilnya, hingga Semester I 2022, realisasi investasi di luar Jawa tercatat mencapai 52,3 persen dari total realisasi investasi. Sementara itu, realisasi investasi di Jawa mencapai 47,7 persen.

Ada pun realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai 53,1 persen dari total realisasi investasi dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai 46,9 persen.

“Kepercayaan investor khususnya asing kepada Indonesia semakin baik dengan mencapai 53,1 persen dari total investasi. Sedangkan PMDN secara persentase turun tapi pertumbuhannya naik, kurang lebih 28-32 persen. Jadi dua-duanya jalan,” katanya.

Bahlil juga menyebut capaian realisasi investasi Semester I 2022 sebesar Rp584,6 triliun itu tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan realisasi investasi pun, menurut dia, tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk melakukan reformasi regulasi melalui UU Cipta Kerja.

“Kita harus akui penataan reformasi regulasi yang tumpang tindih itu membuahkan hasil lewat UU Omnibus Law. Jadi saya sendiri merasakan betul, ketika Presiden memerintahkan harus Rp1.200 triliun, saya ketar ketir juga waktu itu. Tapi saya selalu yakin kalau mampu menatanya dengan baik, insya Allah ruang itu selalu ada,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bahlil pun meyakinkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih sangat baik, begitu pula tahun depan karena pemerintah terus menjaga defisit anggaran tetap terkendali.

“Nggak perlu ragu terhadap fundamental ekonomi nasional kita,” katanya.

Bahlil juga menekankan peran investasi yang penting sekali pun kontribusinya hanya 31 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, tingkat konsumsi sangat tinggi sekali kaitannya dengan investasi karena terkait penciptaan lapangan kerja yang ujungnya pada pendapatan masyarakat.

“Saya punya keyakinan besar bahwa ekonomi kita sudah on the track. Tahun depan akan lebih baik. Ibarat pesawat, ini insya Allah akan semakin cepat meninggalkan landasan selama stabilitas politik bagus, hukum bagus, gimmick politik lebay jangan terlalu banyak,” pungkas Bahlil.

Baca juga: Kadin nilai ekonomi Indonesia masih jadi yang terbaik setelah pandemi

Baca juga: Pengamat: Krisis harusnya pacu Indonesia bangkit lebih kuat

Baca juga: Kadin minta subsidi BBM tidak dihapus demi jaga daya beli


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!