News  

Menperin: Investasi manufaktur naik double digit, capai Rp230 triliun

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan investasi sektor manufaktur mencapai naik dari Rp167,1 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp230,8 triliun pada semester I-2022.

Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 39,5 persen dari total nilai investasi yang menembus Rp584,6 triliun pada semester I tahun 2022.

“Sektor industri manufaktur nilai investasinya naik dari Rp167,1 triliun pada semester I-2021, menjadi Rp230,8 triliun di semester I 2022 atau naik double digit sebesar 38 persen,” kata Menperin di Jakarta, Sabtu.

Menperin menjelaskan selama ini peningkatan investasi di sektor industri selalu memberikan dampak berantai yang luas bagi perekonomian nasional. Selain menambah devisa dan penyerapan tenaga kerja, juga memperkuat struktur manufaktur sehingga industri di Indonesia bisa lebih berdaya saing.

“Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi, karena didukung dengan potensi pasar yang besar dan kebijakan pemerintah yang probisnis kepada para pelaku usaha, termasuk upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi COVID-19,” paparnya.

Menperin menegaskan pemerintah bertekad konsisten meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif, serta mengendalikan pandemi agar realisasi investasi terus meningkat.

“Selain itu permintaan domestik yang kian membaik seiring pula dengan keleluasan mobilitas aktivitas masyarakat, serta percepatan pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan para pekerja industri, menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor berekspansi di Tanah Air,” imbuhnya.

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Juni 2022 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp65,2 triliun atau berkontribusi 23,8 persen dari total PMDN Rp274,2 triliun. Sementara itu Penanaman Modal Asing (PMA) sektor industri menembus Rp165,6 triliun, penyumbang tertinggi 53,4 persen dari total PMA Rp310,4 triliun.

Baca juga: Realisasi investasi triwulan II 2022 capai Rp302,2 triliun

“Investor saat ini lebih banyak mengincar sektor produktif seperti industri manufaktur dibanding sektor lainnya. Oleh karena itu, selain mendorong sektor industri padat modal untuk transfer teknologi, kami juga memacu sektor industri padat karya sebagai upaya meningkatkan serapan tenaga kerja di dalam negeri,” tutur Menperin.

Sepanjang semester I 2022 sektor manufaktur yang memberikan kontribusi terbesar pada PMDN adalah industri makanan dengan nilai  Rp24,2 triliun atau naik 8,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan untuk PMA, kontribusi terbesar industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai 5,7 miliar dolar AS atau naik 26,3 persen, serta industri kimia dan farmasi sebesar 1,8 miliar dolar AS atau naik 8,1 persen.

“Secara kumulatif untuk PMDN dan PMA pada semester I 2022 investasi sektor manufaktur yang paling dominan adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp87,9 triliun atau naik 15 persen (yoy), disusul industri makanan sebesar Rp42 triliun atau naik 7,2 persen,” sebut Menperin.

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang konsisten menerapkan hilirisasi industri dan menyetop ekspor bahan mentah, dinilai menjadi potensi peningkatan investasi khususnya di industri peleburan dan pemurnian (smelter).

“Pabrik smelter mulai tumbuh di sejumlah wilayah luar Jawa. Artinya, akan mendorong pemerataan ekonomi atau sejalan dengan pembangunan Indonesia sentris,” ujar Menperin.

Di samping itu perlu upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan industri yang ramah lingkungan. Sebab dunia saat ini cenderung memilih produk dari industri pengguna energi baru dan terbarukan.

“Selain upaya peningkatan nilai tambah bahan baku di dalam negeri melalui hilirisasi industri, kami juga berkomitmen mempercepat pengembangan industri hijau dan membangun ekosistem kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0, dengan target besarnya masuk Top 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia tahun 2030,” ujar Menperin.

Baca juga: Kemenperin: Industri logam penyumbang terbesar investasi manufaktur

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!