News  

Identifikasi keunikan kognitif anak lewat “game”

Jakarta (ANTARA) – Keunikan kognitif anak bisa diidentifikasi lewat game Batique, game AJT Cognitive Test dari Agate yang dibuat untuk anak usia 5-12 tahun berdasarkan teori CATTELL-HORN-CARROLL yang telah teruji.

Baca juga: Kominfo rilis “game rating” cegah dampak buruk gim pada anak

Setelah melakukan seluruh permainan, Batique menghasilkan laporan komprehensif yang menunjukkan gambaran keunikan kognitif pemain sehingga memungkinkan orang tua dan pendidik untuk lebih mengenal anak dan potensinya, berinteraksi lebih efektif, merancang strategi untuk mengembangkan keunikan dan potensi anak serta menyediakan lingkungan belajar yang kondusif sesuai keunikan anak.

“Sebagai sumber utama pendidikan anak setiap hari, orang tua yang dibekali game uji kognitif Batique bisa menyediakan lingkungan belajar sesuai dengan minat dan pola belajar anak,” kata VP Enterprise Business of Agate Lee Marvin, dalam siaran resmi, Kamis.

Batique (Bakat Unique) merupakan alat tes AJT Cognitive Test (AJT CogTest) yang dikemas dalam bentuk permainan yang dirancang agar anak dapat melakukan asesmen dengan metode yang lebih mudah, menyenangkan dan terjangkau.

Baca juga: Bareskrim Polri ungkap kejahatan seksual anak melalui game “online”

AJT CogTest adalah asesmen kognitif yang telah dinormakan kepada anak dan remaja di Indonesia untuk mengidentifikasi delapan kemampuan kognitif umum dan kognitif spesifik anak berdasarkan CATTELL-HORN-CARROLL (CHC) yang memiliki keunggulan pada penggunaan berbagai perspektif dalam mengungkap kemampuan kognitif seperti biologis, perilaku tampak, neurologis sebagai gambaran ukuran kemampuan kognitif umum atau General Cognitive Ability (GCA) dengan tujuan mengetahui metode pembelajaran yang tepat, mengenali kebutuhan dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan, mengidentifikasi strategi yang tepat untuk belajar, serta mendeteksi dini hambatan-hambatannya dalam belajar.

Batique merupakan hasil kolaborasi pengembang game Agate asal Bandung, PT Melintas Cakrawala Indonesia (MCI) yang berkedudukan di Jakarta sebagai pemegang lisensi AJT CogTest bersama dengan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta yang juga memberikan saran ahli.

Melalui Batique, anak diajak untuk melakukan asesmen pribadi dengan cara yang berbeda dan seru. Anak akan dibawa ke dalam 8 mini games dengan misi yang berbeda-beda. Game ini dapat diakses secara mobile dengan handphone berbasis Android maupun iOS, atau dengan komputer.

Baca juga: Main gim bisa asah keterampilan dan tingkatkan produktivitas individu

Selama gawai dan koneksi internet tersedia, game ini dapat dengan mudah dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tanpa harus melakukan tatap muka, anak dapat menjalani asesmen. Selama mengerjakan asesmen, anak dianjurkan untuk mengerjakannya di tempat yang kondusif, mengerjakan secara mandiri (tidak dibantu dalam mengerjakan asesmen) dan tidak mengganti gawai.

Delapan mini games yang ada di Batique mewakili delapan kemampuan kognitif, meliputi Comprehensive-Knowledge, Short-Term Working Memory, Auditory Processing, Retrieval Fluency, Processing Speed, Learning Efficiency, Visual Processing dan Fluid Reasoning.

Konten dalam Batique dikembangkan melalui tahapan ilmiah dan memiliki norma dari anak-anak Indonesia yang telah divalidasi oleh psikolog dari PT Melintas Cakrawala Indonesia serta pakar dari Universitas Gadjah Mada. Batique telah dicoba oleh 1.200 anak dari seluruh Indonesia dengan net promoter score yang tinggi yaitu 62 untuk anak-anak dan 47 untuk orang tua yang terlibat dalam uji coba Batique sejak Oktober 2021.

Baca juga: KodingNext luncurkan dunia gaming virtual bagi anak dan guru

Setelah mengisi data diri dan bermain game, anak harus bisa menyelesaikan misi di setiap modul untuk membuka akses ke modul berikutnya. Selesai bermain, hasil asesmen yang dapat memberikan gambaran kognitif anak secara komprehensif sekitar 18-20 halaman akan dikirimkan melalui surel dalam jangka waktu 1 – 2 hari.

Hasil AJT CogTest ini tidak hanya menunjukkan gambaran keunikan kognitif anak, namun juga dapat memberikan rekomendasi belajar anak sesuai kognitifnya, sehingga diharapkan dapat membantu mengenali kebutuhan dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan anak agar bisa mengatasi kesulitan belajar. Setelah game Batique untuk usia sekolah dasar, akan dikembangkan game serupa untuk usia sekolah lanjutan (SMP dan SMA) agar anak dan orang tua memiliki pemahaman yang lebih tepat sehingga anak dapat melanjutkan pendidikan tingginya sesuai dengan potensi dan minatnya.

Psikolog Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A. dari Universitas Gadjah Mada mengatakan, “Tes untuk mengetahui potensi dan keunikan anak penting dilakukan ketika anak masih berusia dini agar orang tua dapat membantu mengembangkan diri anak sesuai dengan karakteristik dan kemampuan kognitif anak.

“Harapan kami Batique dapat menjadi tolok ukur untuk lebih banyak institusi mengembangkan pengukuran yang valid dan ilmiah dengan melibatkan teknologi dalam pengembangan game yang bermanfaat”.

Baca juga: China batasi jam “game online” anak-anak tiga jam seminggu

Baca juga: Game Honor of Kings akan batasi akses anak-anak

Baca juga: Game, Lego dan Kpop duduki puncak penelusuran anak jelang Natal

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!