Ada 4 Tipe Pembeli Online di Indonesia, Kamu Termasuk yang Mana?

Ada 4 Tipe Pembeli Online di Indonesia, Kamu Termasuk yang Mana? – Bisnis online kian menjadi salah satu tujuan bagi para pencari pekerja sampingan dalam menyalurkan keahlian mereka.

Di era digital seperti sekarang ini, bisnis online dirasa paling efektif untuk menghasilkan cuan.

Selain karena banyaknya media atau online platform yang mudah dimanfaatkan, maraknya perdagangan dan transaksi online ini terjadi karena pengguna internet selalu meningkat setiap tahunnya.

Nah, kali ini bukan pebisnisnya yang akan KoinWorks bahas, melainkan dari sisi pembelinya.

Jika ditanya, kamu lebih suka belanja online (melalui e-commerce) atau offline (langsung ke toko)? Dan, mana yang lebih kamu suka, transfer via rekening bank atau COD (Cash on Delivery)?

Sebenarnya semua sama saja, tergantung kamu, merasa lebih mudah melakukan yang mana?

Berikut ini ada beberapa tipe pembeli atau pelanggan online di Indonesia menurut Riset Belanja Indonesia – Google & GfK. Coba lihat yuk, kamu masuk ke dalam tipe yang mana!


Ada 4 Tipe Pembeli Online di Indonesia, Kamu Termasuk yang Mana?

Inovator

Tipe pembeli online di Indonesia yang pertama ini dikategorikan Inovator. Di mana seseorang dengan tipe Inovator lebih terarah jika ingin belanja online. Tidak suka hal-hal yang menyulitkan dan merepotkan dirinya sendiri.

Memiliki pendapatan yang tinggi – Uang yang dihasilkan setiap bulannya masuk dalam kategori ‘tinggi’, di mana masih tergolong mampu memenuhi segala hal yang diinginkan.

Memiliki lebih dari 1 perangkat gadget – Biasanya memiliki lebih dari satu jenis gadget, seperti smartphone, laptop, tablet, bahkan PC. Masing-masing gadget tersebut difungsikan berbeda tergantung situasi dan kebutuhan, mengingat seorang Inovator ini cenderung ‘sibuk’ dengan segala aktivitas pentingnya.

Menggunakan aplikasi pada smartphone untuk berbelanja online – Karena tidak mempunyai banyak waktu, lebih baik mengunduh setiap aplikasi e-commerce ke dalam smartphone. Selain tidak merepotkan, penggunaannya jauh lebih simple daripada membukanya di browser atau laptop.

Suka membayar melalui i-banking atau m-banking – Seorang Inovator idak ingin membuang waktu untuk pergi ke ATM atau COD. Selama ada cara transaksi yang lebih mudah, kenapa harus memilih yang sulit?

Lebih memperhatikan harga dan garansi – Walaupun banyak uang, tetap saja harus memperhatikan harga dan garansi ketika membeli sebuah produk. Tentu saja, siapa orang yang mau dirugikan dengan produk mahal padahal berkualitas rendah?


Early Adopter

Tipe pembeli online di Indonesia yang kedua disebut Early Adopter. Mereka yang tidak mau ketinggalan tren, tapi tetap memperhatikan kualitas produk yang ingin dibeli. Selain tren, seorang Early Adopter juga tidak mau ketinggalan diskon!

Memiliki pendapatan yang tidak terlalu tinggi – Dengan penghasilan yang sedang-sedang saja, bahkan cenderung rendah, Early Adopter tetap ingin membeli apa yang diinginkan.

Memiliki lebih dari 1 perangkat gadget – Seorang Early Adopter tentu memiliki berbagai jenis gadget untuk mendukung hobi dan aktivitas hariannya. Walaupun bukan produk mewah, setidaknya masih berfungsi sangat baik.

Menggunakan laptop untuk berbelanja online – Laptop dianggap lebih mudah dan leluasa digunakan untuk membuka situs e-commerce dibandingkan aplikasi pada smartphone. Kebetulan, Early Adopter cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di depan laptop.

Suka membayar melalui i-banking dan ATM – Ketika transaksi online, lebih suka membayar langsung melalui i-banking karena lebih cepat prosesnya. Tapi, tidak masalah juga jika harus ke ATM Center untuk melakukan pembayaran, terutama saat kehabisan uang di rekening ketika tanggal tua.

Pemburu diskon dan promo – Diskon akan selalu menjadi nomor 1. Seorang Early Adopter akan melakukan apapun agar mendapat diskon di setiap produk yang ia beli.

Tangibility Concern – Ketika membeli sebuah produk, harus terlebih dahulu mengetahui kualitasnya. Salah satu cara terbaik yang dilakukan adalah merasakan atau menyentuh terlebih dahulu produk yang akan dibeli. Itu terjadi karena Early Adopter sering merasa curiga dan tidak percaya kepada produk online, apalagi foto produknya bukan merupakan foto asli yang dijual.


Gaptek (Gap-Tech)

Seperti maknanya, seseorang yang masuk ke dalam tipe pembeli online Gaptek ini memang sedikit tidak memahami teknologi. Tapi, bukan berarti tidak paham 100%. Bisa dibilang, cara yang digunakan ketika berbelanja online masih terbilang jadul dan tidak mengikuti tren teknologi.

Memiliki pendapatan yang tinggi – Kebanyakan di antaranya memiliki penghasilan yang cukup tinggi sehingga selalu ada dukungan biaya untuk membeli segala sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan.

Hanya memiliki 1 perangkat gadget – Karena tidak terlalu peduli dan paham dengan dunia digital, memiliki satu perangkat gadget sudah cukup. Asal bisa mendukung segala aktivitas dan bisa terhubung ke internet.

Menggunakan situs versi mobile (browser) untuk berbelanja online – Memori yang terbatas dan ketidakpahaman penggunaan detil smartphone membuatnya beralih menggunakan browser ketika belanja online. Menurutnya, membuka situs e-commerce melalui browser jauh lebih mudah daripada repot-repot mengunduh lalu bingung mengoperasikannya.

Suka membayar melalui ATM – Bagi seseorang yang masuk ke dalam kategori Gaptek ini, melakukan pembayaran melalui ATM sudah lebih mudah dan aman karena ada bukti tertulis berupa resi pembayaran setelah berhasil transfer dana.

Pemburu diskon dan promo – Walaupun memiliki pendapatan yang tinggi, diskon menjadi salah satu tawaran yang dianggap menggiurkan. Kapan lagi dapat harga murah?

Tangibility Concern – Seorang Gaptek ternyata juga memiliki kekhawatiran pada produk online yang dibeli. Oleh karena itu, sebisa mungkin harus merasakan produknya secara langsung terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.


Late Bloomers

Terakhir, ada tipe pembeli online di Indonesia yang disebut Late Bloomers. Tipe pembeli yang satu ini tergolong sederhana dan tidak terlalu memikirkan di mana mereka akan berbelanja online. Harga juga bukan menjadi masalah besar, yang penting sesuai budget.

Memiliki pendapatan yang rendah – Walaupun penghasilannya rendah, seorang Late Bloomers bisa mengatur anggaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika memiliki biaya lebih, keinginannya pun akan bisa terpenuhi. Bahkan juga bisa mendanai di KoinP2P persembahan KoinWorks. Cuma Rp100.000 kok!

Hanya memiliki 1 perangkat gadget – Karena bukan termasuk seseorang yang ribet dan banyak maunya, satu perangkat gadget sudah cukup bagi Late Bloomers untuk melakukan segala kegiatan termasuk berbelanja online.

Menggunakan segala media (browser, aplikasi, laptop) untuk berbelanja online – Media apapun yang dimiliki oleh Late Bloomers akan digunakan, baik smartphone atau laptop. Menurutnya, semua media itu sama saja fungsinya. Asal bisa dimanfaatkan dengan baik dan jangan sampai terjadi emotional spending.

Suka membayar melalui COD (Cash on Delivery) – Jika disuruh memilih, seseorang dengan tipe Late Bloomers lebih suka bertransaksi melalui COD. Selain karena pencatatannya lebih jelas dan akurat, budget pengeluaran juga lebih terawasi dengan baik.

Membeli di toko online mana saja – Seperti yang dikatakan di awal, Late Bloomers tidak terlalu mementingkan di mana mereka akan membeli produk. Satu hal yang penting, toko online tersebut harus mendukung fitur COD atau bayar di tempat.

Tangibility Concern – Inilah alasan lain mengapa Late Bloomers lebih suka transaksi melalui COD. Kekhawatiran akan produk online yang zonk masih memenuhi pikiran. Setidaknya, cara transaksi dengan COD ini bisa mengurangi kekhawatiran tersebut. Di mana produk akan dibayar secara langsung apabila sesuai bentuk fisik nyatanya saat diterima.

Nah, itulah beberapa tipe dari pembeli online di Indonesia. Masing-masing memiliki karakteristik yang unik bukan?

Kamu termasuk tipe yang mana, nih?


Referensi; Tirto.id

Artikel ini bersumber dari koinworks.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version