News  

Rupiah melemah didorong pernyataan agresif The Fed

Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah didorong pernyataan agresif bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Rupiah pagi ini melemah 50 poin atau 0,34 persen ke posisi Rp14.867 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.817 per dolar AS.

“Pelemahan rupiah didorong oleh pernyataan Jerome Powell bahwa The Fed masih akan terus agresif dalam menetapkan kebijakan moneter untuk melawan inflasi, bahkan jika kebijakan tersebut berisiko menekan pertumbuhan ekonomi. Akibat dari pernyataan tersebut, dolar kembali menguat sehingga rupiah tertekan,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Powell mengisyaratkan suku bunga akan dipertahankan lebih tinggi dalam periode lebih lama untuk menurunkan inflasi yang melonjak.

Ia memperingatkan akan ada “kesakitan” bagi rumah tangga dan bisnis karena bank sentral akan membutuhkan waktu untuk mengendalikan inflasi.

Indeks dolar AS terakhir berada di posisi 109,24, mendekati level tertinggi dua dekade di 109,29 yang dicapai pada Juli 2022.

Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 50 poin

Pelaku pasar sekarang memperkirakan kemungkinan 64,5 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya pada September.

“Dari dalam negeri, isunya masih seputar potensi kenaikan harga BBM terutama pertalite,” ujar Revandra.

Pemerintah sedang menyiapkan sejumlah skema terkait perubahan kebijakan harga BBM pertalite, agar kuota BBM pertalite yang disubsidi pemerintah dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun sesuai pagu APBN Tahun 2022.

Adapun belanja subsidi dan kompensasi yang dikucurkan pemerintah hingga Agustus 2022 sudah mencapai Rp502,4 triliun, yang terdiri dari subsidi energi Rp208,9 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp293,5 triliun.

Padahal saat ini kuota subsidi pertalite hanya tersisa 6 juta kiloliter dari 23 juta kiloliter subsidi yang disepakati hingga akhir 2022. Dengan sisa kuota tersebut, pemerintah memperkirakan pertalite subsidi akan habis pada Oktober 2022.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.850 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Pada Jumat (26/8) lalu, rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.817 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.825 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah akhir pekan menguat tipis, pasar tunggu pidato Gubernur The Fed

Baca juga: Rupiah menguat di tengah pasar tunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!