Pemerintah terus mengembangkan industri hilir kelapa yang memiliki produk turunan sangat beragam agar mampu berorientasi ekspor sehingga dapat memberikan nilai tambah lebih untuk petani dan menyumbangkan efek pengganda bagi perekonomian.
“Kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah tentunya membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak agar pengembangannya dapat memberikan dampak yang besar dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas, termasuk bagi petani dan pengusaha kelapa,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Ia pun mengajak seluruh pihak memberikan kontribusi dan berkolaborasi mendorong hilirisasi kelapa serta berkomitmen menciptakan iklim investasi perkebunan, terutama untuk kelapa.
Baca juga: Kemenperin apresiasi hilirisasi kelapa jadi produk interior mobil
Hingga kini rata-rata produktivitas tanaman kelapa dalam negeri masih berkisar kurang dari satu ton per hektare, sehingga perlu menjadi fokus untuk dikembangkan.
Menko Airlangga menjelaskan kelapa sebagai unggulan kedua setelah kelapa sawit, memberikan nilai ekonomi hingga Rp30 triliun terhadap pertumbuhan ekspor sektor pertanian yang mencapai 24,98 persen secara tahunan atau sebesar 380 juta dolar AS per Juli 2022.
Tingginya ekspor kelapa tersebut berkontribusi terhadap peningkatan hasil, pendapatan, dan tenaga kerja, sehingga pemerintah berkomitmen terus mempertahankan kinerja kelapa agar tetap impresif. Salah satu yang dilakukan pemerintah, lanjutnya, penanaman satu juta benih Kelapa Genjah di Solo Raya.
Kemudian membangun kebun bibit kelapa terkait optimalisasi ekspor perkebunan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional serta melaksanakan skema closed loop Kelapa Genjah di Sukabumi bekerja sama dengan PT Unilever.
Baca juga: Presiden Jokowi: Siapkan industrialisasi kelapa genjah
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.