Meski Mahal, Husqvarna Svartpilen 250 Disukai Konsumen Pindah Kelas

redaksiutama.com – Husqvarna Svartpilen 250 meluncur di Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022, April lalu. Motor itu mengisi celah di segmen naked 250cc yang pemainnya tersegmentasi.

Lawan Svartpilen 250 di Indonesia ada Yamaha MT-25, KTM Duke 250, Benelli TNT 249S, Keeway, dan yang paling baru Cleveland Ace 250 Twin. Satu merek Jepang dan sisanya Eropa serta Amerika Serikat.

Dari semua nama itu Svartpilen 250 yang paling mahal, dibanderol Rp 98,8 juta on the road (OTR) DKI Jakarta. Di atas kertas, harga motor Swedia ini jauh di atas motor naked 250cc yang saat ini ada di pasar.

Meski harganya di atas kompetitor, PT Premium Motorindo Abadi (PMA), pemegang merek Husqvarna di Indonesia yakin motor ini akan diserap baik oleh pasar. PMA memberikan target penjualan sebesar 100 unit tiap bulan.

Abdul Gofur Amancik General Manager Divisi Street PMA, mengatakan, target jualan itu memang belum tercapai sepenuhnya tapi sudah melihat animo yang ada sangat menyenangkan.

“Dari harga Rp 98 juta ini menarik, memang spesifik sekali pembeli Svartpilen 250,” kata Gofur yang ditemui saat peluncuran Norden 901, pekan lalu.

“Mereka yang beli ini ialah asli mereka yang senang motor Eropa, mereka tidak lihat dari suara, merek, tapi mereka lihat warisan dari Husqvarana ini jadi opsional mereka,” kata dia.

Gofur mengatakan penjualan Svartpilen 250 tiap bulan sekitar setengah dari target, yang artinya kurang lebih 50 unit tiap bulan.

“Saat ini dari 100 (unit) kita sudah menjual di atas 50 persen per bulan, tanpa melakukan promosi yang agresif. Ini tidak hard selling tapi soft selling, kita undang untuk kumpul-kumpul, sunmori ke coffee shop, nongkrong dan lainnya,” ucap dia.

Gofur mengatakan pembeli Svartpilen 250 mayoritas ialah konsumen pertama, yakni orang yang baru mengenal merek Husqvarna.

“Yang menarik ialah kustomer dari merek Jepang yang akhirnya naik kelas. Karena banyak juga dari merek Jepang yang di model klasik, tapi mereka lihat ini neo klasik. (Motor) ini bukan produksi massal, sentuhan akhirnya bisa dilihat,” kata dia.

error: Content is protected !!
Exit mobile version