Sejarah Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sudah Ada sejak Zaman Penjajahan Belanda

JAKARTA, celebrities.id – Titik Nol Kilometer Yogyakarta kini menjadi salah satu tempat favorit untuk nongkrong, terutama ketika malam hari. Lokasinya yang berada di ujung selatan Yogyakarta ini memang cukup strategis.

Nol Kilometer adalah persimpangan jalan, dari sisi utara adalah jalan Malioboro. Kemudian dari timur adalah jalan Panembahan Senopati, dari selatan adalah jalan Pangarukan serta dari arah barat adalah Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Di seputaran titik Nol Kilometer ini juga banyak terdapat bangunan yang termasuk heritage.

Di sisi tenggara ada Kantor Pos Besar yang bergandengan dengan Bangunan Kantor Bank Indonesia Perwakilan DIY. Kemudian di sisi barat daya ada bangunan Kantor Perwakilan Bank Nasional Indonesia (BNI) Cabang Yogyakarta. Di sisi barat laut ada Istana Negara atau Gedung Agung sementara di sisi timur laut terdapat bangunan Benteng Vredeburg di mana di depannya ada Monumen Serangan Umum 1 Maret.

Cucu Sri Sultan HB VIII, Gusti Kukuh Hestrianing atau lebih dikenal Gusti Aning menuturkan empat ruas jalan dari nol kilometer tersebut sebenarnya sudah ada sejak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Benteng Vredeburg dibangun sekira tahun 1755 hingga 1756 yang lalu.

“Hanya saja jalan Pangarukan dulu sebenarnya masuk wilayah Keraton Yogyakarta,” katanya.

Dahulu, sebenarnya Gedung Kantor Pos Besar serta Bank Indonesia dan Bank BNI sebenarnya bagian dari benteng yang dibangun mengelilingi Keraton. Pagar benteng keraton Jogja ada dua lapis dan di Kantor Pos besar ke kantor BNI terdapat sebuah pintu besi. Kemudian pagar kedua berada di belakang Museum Sonobudyo dan sampingnya ke alun-alun.

“Sebenarnya pagar yang mengitari alun-alun yang benar tidak seperti sekarang termasuk Alun-alun dibuat Pasiran. Tetapi ya sudah Ndak apa-apa,” tuturnya.

Seperti diketahui, ketika Panembahan Senopati Ing Ngaloga yang kemudian dinobatkan sebagai Sri Sultan HB I mulai membangun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di waktu bersamaan Belanda lantas mendirikan benteng Vredeburg untuk memantau pergerakan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Perempatan yang sekarang menjadi Titik Nol Kilometer tersebut sudah ada sejak dua bangunan bersejarah tersebut didirikan. Kemudian di era kemerdekaan menjadi jalan utama. Dan seiring perkembangan waktu, tahun 1970an dibangunlah air mancur di tengahnya.

“Nah Air Mancur tersebuten menjadi patokan garis sumbu awal untuk mengukur jarak. Selatan untuk ke Bantul, utara untuk ke Sleman, barat untuk Kulonprogo ataupun timur ke Kabupaten Gunungkidul,” katanya.

Dan sejak itulah, persimpangan empat Kantor Pos Besar dikenal sebagai titik Nol Kilometer Yogyakarta. Meskipun air mancur telah hilang, namun titik awal sumbu ke empat wilayah DIY masih sama yaitu di tengah perempatan Kantor Pos Besar.

Editor : Leonardus Selwyn Kangsaputra


Artikel ini bersumber dari www.celebrities.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version