KEJANGGALAN Kematian Brigadir J, Psikolog Forensik Soroti Lokasi Dugaan Pelecehan, Nilai Tak Lazim

TRIBUNSTYLE.COM – Peristiwa penembakan di rumah Kadiv Propam Inspektur Jenderal Ferdy Sambo masih menjadi teka-teki.

Isu yang mencuat menyebut Brigadir J tewas tertembak setelah diduga melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.

Namun kini sejumlah kejanggalan muncul. Psikolog forensik Reza Indragiri bahkan menilai lokasi dugaan pelecehan tidak lazim, mengapa?

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai dugaan pelecehan seksual menjadi salah satu kejahatan yang paling pelik untuk dipecahkan.

Penyebabnya, kata Reza, biasanya kejahatan seksual itu terjadi di tempat tertutup dan sepenuhnya dianggap dikuasai oleh pelaku.

Namun, Reza menilai ada beberapa hal tidak lazim terjadi dalam dugaan pelecehan seksual yang berujung penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bhayangkara Dua (Bharada) E.

Ia berpandangan insiden yang terjadi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Inspektur Jenderal Ferdy Sambo itu dilakukan di lokasi yang berpotensi adanya saksi.

Baca juga: Brigadir J Tertembak di Rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo, Istri Jenderal Teriak, Diduga Pelecehan

Baca juga: Ayah Soroti Kematian Brigadir J di Rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo, Janggal, Kuak Chat Terakhir: Enak

KEJANGGALAN Kematian Brigadir J, Psikolog Forensik Soroti Lokasi Dugaan Pelecehan, Nilai Tak Lazim
Brigadir J (kanan) tertembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo (kiri) setelah diduga lakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo (Tribunnews)

Selain itu, rumah tersebut juga dinilai sebagai zona aman yang tidak bisa dikuasai oleh pelaku, terlebih ada kamera pengintai atau CCTV, ada akses calon korban melarikan diri.

“Maka itu sungguh-sungguh pertimbangan memilih lokasi kejahatan yang sangat amat buruk. Ini pemikiran yang spontan muncul di kepala saya usai membaca pemberitaan,” ujar Reza dikutip dari Kompas TV dalam Sapa Indonesia Pagi, Kamis (14/7/2022).

Ia memberikan catatan bahwa dugaan pelecehan seksual itu sungguh-sungguh berlangsung di tempat tidak lazim.

Kendati demikian, kata Reza, bukan tidak mungkin kejahatan pelecehan seksual itu bisa terjadi.

“Tetap harus diinvestigasi oleh polisi karena ada saja kemungkinan pelaku kejahatan seksual dalam kondisi mabuk, di bawah pengaruh narkoba, atau terprovokasi eksternal,” kata dia.

Apabila berada dalam kondisi tersebut, Reza berpandangan pelaku bisa saja tidak bisa membuat kalkulasi kejahatan secara maksimal.

Adapun baku tembak terjadi antara Brigadir J dan Bharada E di rumah Kadiv Propam.

Brigadir J disebut tewas dalam insiden baku tembak dengan rekannya Bharada E.


Artikel ini bersumber dari style.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!