Xendit beri bocoran 6 peluang usaha untuk pariwisata

Saat ini wisatawan ingin berlibur dengan jangka waktu yang lebih lama, ini diketahui berdasarkan data pemesanan akomodasi liburan di kalangan wisatawan Asia Tenggara yang meningkat lebih dari 1.000% dari tahun ke tahun. Hal ini didukung dengan fakta bahwa 16% perusahaan di seluruh dunia telah memberlakukan kerja jarak jauh, banyak perusahaan yang mengimplementasikan work from anywhere dan meningkatnya jumlah digital nomad, yaitu karyawan yang memilih untuk bekerja dan berlibur dengan workstation.

Ini menurut Xendit memberikan peluang bagi pelaku industri pariwisata untuk mangadakan promosi khusus untuk masa inap jangka panjang seperti rate mingguan atau bulanan, kemudian memperbanyak pilihan akomodasi liburan, memastikan ketersediaan akomodasi yang ramah karyawan, seperti WiFi dan fasilitas yang mendukung untuk bekerja.

3. Pentingnya sanitasi dan ketersediaan informasi keselamatan yang mudah

Selama pandemi, wisatawan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan rencana liburan yang lebih aman dari kejadian tidak terduga. Mereka khawatir terhadap penularan Covid-19 atau adanya perubahan rencana yang mendadak karena regulasi pembatasan mobilitas di negara-negara tertentu.

Karena itu, Google pun mencatatkan kenaikan tajam lebih dari 165% untuk pencarian dengan kata kunci “asuransi perjalanan”, terutama di Asia Tenggara. Ini membuat wisatawan mencari beragam cara untuk mengurangi kontak langsung selama liburan. Misalnya saja dilihat dari data yang disajikan Amadeus, sebanyak 41% wisatawan memanfaatkan self-service check-in, kemudian 41% wisatawan juga lebih menyukai pembayaran cashless, dan 40% memilih jasa pariwisata yang lebih fleksibel terhadap pembatalan atau perubahan jadwal.

Dari data tersebut, Xendit menyimpulkan adanya peluang bagi penyedia jasa pariwisata untuk bisa menawarkan asuransi atau membantu wisatawan dalam memenuhi syarat perjalanan ke negara-negara tertentu. Mereka juga bisa menawarkan pembatalan yang mudah dan fleksibel, serta counter self check-in.

4. Bertambahnya wisatawan yang menyukai liburan ramah lingkungan

Merujuk Laporan Perjalanan Berkelanjutan tahun 2021 dari Booking.com, tercatat sebanyak 83% dari 29.000 responden menganggap liburan ramah lingkungan sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, 61% wisatawan juga berencana melakukan perjalanan yang lebih ramah lingkungan karena adanya pandemi, sehingga ini memberikan peluang bagi pelaku usaha wisata untuk bisa menyediakan paket wisata ramah lingkungan.

5. Bertambahnya wisatawan yang melakukan perjalanan mewah sebagai bentuk “balas dendam”

Expedia menyebutkan di 2022 sebagai tahun GOAT (Greatest of All Trips) atau perjalanan terbaik. Dari 12.000 wisatawan di 12 negara yang disurvei, 65% di antaranya berencana menyiapkan budget ekstra untuk merencanakan wisata mereka berikutnya.

Hal ini menurut Xendit memberikan peluang agar pengusaha wisata menawarkan paket wisata mewah, atau tiket pesawat dengan bonus rate spesial untuk hotel mewah.

6. Wisata domestik dan lokasi pedesaan lebih disukai

Survei terbaru AirBnB mengungkapkan, lebih dari setengah wisatawan atau setara 57,6% wisatawan di seluruh Asia-Pasifik berencana merogoh kocek lebih besar untuk pariwisata domestik atau dalam negeri. Hal ini terjadi karena berbagai faktor seperti wisatawan cenderung lebih berhati-hati karena pandemi dan banyak ketidakpastian, pariwisata domestik lebih diincar karena wisatawan khawatir menghadapi kesulitan saat berlibur di luar negeri, populasi di lokasi pedesaan di lokasi pedesaan umumnya lebih sedikit, sehingga mengurangi kemungkinan tertular Covid-19.

Hal ini pun memberikan peluang sebuah penawaran tur dan paket wisata di daerah yang lebih terpencil dan yang belum terlalu ramai atau populer.

Lebih lanjut, dari data Xendit sendiri, diketahui terdapat beberapa metode pembayaran yang paling banyak diminati wisatawan yakni virtual accounts yang jumlahnya lebih dari 26%, lalu sebanyak lebih dari 25% menyukai sistem pembayaran QR Code, ada juga e-wallets yang lebih dari 20%, gerai ritel atau over the counter lebih dari 20%, dan kartu kredit sebanyak lebih dari 4%.

Selama periode Juni 2021 hingga 2022, terdapat dua kali lipat pertumbuhan merchant Xendit dalam kategori pariwisata dengan pertumbuhan total processing value (TPV) 300% yoy dan pertumbuhan transaction (TXN) 500% yoy untuk merchant pariwisata.

Xendit berkomitmen untuk menawarkan kemudahan bagi merchant dan juga wisatawan dalam melakukan transaksi digital dengan cara menerima pembayaran internasional, integrasi dengan mesin pemesanan dan situs web untuk memungkinkan pengalaman pembayaran yang lancar, dan lainnya.

Dengan pulihnya pariwisata dan perubahan permintaan wisatawan, ada banyak peluang baru yang bisa dimanfaatkan oleh para pemain di industri pariwisata-sehingga mereka dapat berkembang kembali pascapandemi.

“Kami akan mengerahkan segala upaya guna mendukung transformasi digital yang mulus dan lancar bagi merchant dan konsumen kami, baik di Indonesia maupun Filipina. Kami juga sadar bahwa transparansi memiliki peran yang penting dalam pengembangan transaksi pembayaran digital yang mana telah terwujud di berbagai fitur-fitur kami yang tersedia di aplikasi. Xendit berharap semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peluang pertumbuhan ini agar sektor pariwisata bisa segera bangkit kembali,“ tutup Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit Tessa Wijaya seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (11/8).
 


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!