Teknologi Perkuat Resiliensi UMKM Hadapi Gejolak Pasar

Riset SMB Pulse Index yang dilakukan oleh perusahaan Software-as-a-Service (SaaS) Mekari mengungkapkan bahwa transformasi digital menguatkan resiliensi UMKM dalam menghadapi gejolak pasar. Riset ini juga mengerucutkan tiga tren terkait adopsi solusi digital yang bisa dijadikan pedoman bagi industri ketika menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan pasar.

Tren pertama adalah UMKM yang sigap beradaptasi dengan solusi digital akan lebih lincah menangkap peluang pasar dan lebih cepat kembali ke titik pertumbuhan positif. Riset mencatat bahwa 73% dari UMKM pengguna solusi digital yang disurvei merekam pertumbuhan positif selama 2021, tahun dimana pandemi memuncak.

“Khusus untuk UMKM di segmen Business-to-Consumer (B2C), pergeseran konsumen ke belanja omnichannel, atau online shopping, telah membantu UMKM yang terdigitalisasi untuk kembali ke titik pertumbuhan positif,” jelas COO Mekari Anthony Kosasih dalam konferensi pers yang dilakukan secara hybrid, Kamis (11/08/2022).

Kedua, UMKM dengan tingkat digitalisasi yang tinggi akan mengalami pertumbuhan bisnis yang lebih tajam. Riset memperlihatkan bahwa UMKM yang menggunakan berbagai solusi digital yang saling terhubung untuk membentuk suatu ekosistem digital mencatat bertumbuh 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan UMKM yang sebatas menggunakan satu solusi saja.

Lebih dalam lagi, UMKM yang menggunakan bermacam-macam solusi digital, atau multi-tech adopter, di segmen B2B merekam pertumbuhan positif 1,54 kali lebih dibandingkan dengan mereka yang menggunakan satu macam solusi digital, atau single-tech adopter di segmen serupa. UMKM multi-tech adopter di segmen B2C juga merekam pertumbuhan positif 1,51 kali lebih dibandingkan dengan single-tech adopter di segmen sama.

“Penggunaan solusi digital yang tinggi tidak terlepas dari talenta digital. Bisnis mikro, kecil, dan menengah yang menyediakan akses ke solusi digital bagi lebih dari 5 karyawannya mencatat pertumbuhan positif antara 1,31 kali hingga 1,39 kali lebih dibandingkan dengan bisnis di segmen serupa yang memberikan akses ke solusi digital bagi sama dengan atau kurang dari 5 karyawannya,” tambah Anthony.

Menurutnya, solusi digital terutama yang mempermudah otomatisasi, mengendalikan operasional bisnis di internal, dan memonitor pergerakan bisnis memfasilitasi para karyawan untuk bekerja lebih produktif, yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan.

Terakhir, UMKM kini menggunakan solusi SaaSnsebagai platform untuk mengintegrasikan solusi-solusi lainnya dan membentuk ekosistem digital yang akan memuluskan operasional bisnis.

UMKM kini memanfaatkan solusi digital berbasis awan yang agile dan scalable sebagai platform dimana solusi-solusi lainnya dapat berjalan. Sebagai contoh, solusi SaaS untuk akuntansi sering dihubungkan dengan solusi digital untuk omnichannel commerce, pengelolaan pajak, teknologi financial seperti pembayaran, dan e-commerce agar menciptakan suatu ekosistem digital yang terpadu agar memperlancar operasional bisnis dari ujung ke ujung.

Anthony menambahkan bahwa kedepannya, UMKM perlu memberi pelatihan teknologi bagi karyawan dan mitra usaha, semakin mengintegrasikan teknologi dengan bantuan SaaS, dan mengadopsi teknologi finansial, atau fintech, untuk memperkuat bisnis.

“Resiliensi bisnis kian kritis mengingat bahwa ekonomi dan pasar akan terus berubah. UMKM yang resilien tidak saja baik bagi kelanjutan bisnis itu sendiri, namun juga laju penguatan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada industri tersebut,” tutur Anthony.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna mengatakan, penggunaan teknologi digital memiliki peran yang sangat penting untuk memajukan usaha bisnis. Menurutnya, pelaku usaha dapat memulai digitalisasi dari hal yang paling sederhana seperti menyediakan QR Code pada setiap tempat usahanya.

Setelah itu para UMKM dapat menggunakan aplikasi untuk memantau persediaan produk, daftar penjualan hingga masalah akuntasi. “Penggunaan aplikasi ini dapat mendukung produktivitas sehingga pelaku UMKM tidak hanya berfokus pada menghitung keuntungan, tapi juga bagaimana meningkatkan kualitas barang,” katanya.

Nyoman mengatakan sejak tahun 2017 pemerintah melalui beberapa kementerian fokus membina UMKM untuk go digital dengan menjual produknya melalui berbagai platform. Namun sejak pandemi Covid-19, pemerintah mulai melakukan pendampingan dan pelatihan yang lebih intensif kepada pelaku UMKM untuk menggunakan teknologi digital dalam penjualan daring maupun luring.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version