“Perlu kami laporkan juga kemarin malam (Selasa, 26 Juli 2022) pukul 18.00-21.00 WIB kami lakukan pertemuan dengan keluarga dan penasihat hukumnya. Tujuannya kami sebagai dokter tentunya hubungan dokter dengan keluarga harus seperti halnya dokter dengan pasien, pada umumnya adalah hubungan kepercayaan,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Ade Firmansyah Sugiharto di Jambi, Rabu, 27 Juli 2022.
Ade mengatakan pihaknya juga menyampaikan Informasi-informasi terkait teknis medis kedokteran forensik dan autopsi. Serta hasil yang diharapkan dan penyulit saat autopsi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Semua sudah disampaikan dan alhamdulillah terbina hubungan baik antara kami dengan pihak keluarga dan penasihat hukum,” ujar kepala departemen forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.
Ade memastikan timnya bekerja secara independen dan parsial. Menurut dia, Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, maupun dokter forensik lainnya pasti bersikap independen dan parsial.
“Karena kita pun memiliki pedoman etik, sadar displin, serta penjagaan kompetensi selama lima tahun sekali,” beber dia.
Ade menuturkan kegiatan autopsi dilakukan setelah menerima surat permohonan autopsi dari Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi. Kemudian, pihaknya langsung menyusun tim ahli yang diketuainya, kemudian beranggotakan enam dokter forensik lainnya.
“Kompetensi dokter-dokter spesialis forensik ini untuk bisa melaksanakan tugas dan pemeriksaan yang secara optimal dan maksimal demi kepentingan peradilan,” kata dia.
Setelah itu, dia berdiskusi melalui daring dengan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Lalu, dia berangkat ke Jambi.
Meski autopsi selesai dilaksanakan, hasilnya belum disampaikan ke publik. Sementara itu, jenazah Brigadir J dimakamkan kembali secara kedinasan oleh Polri.
(AZF)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.
