Saleh Sosial, Gerakan Jumat Berkah Berbagi dengan Jemaah di Masjid Nabawi

Merdeka.com – “Seorang muslim itu bersaudara bagi muslim yang lainnya.” Demikian bunyi hadist riwayat Bukhari dan Muslim tentang persaudaraan.

Makna terkandung dalam hadist itu cukup menegaskan. Bahwa sesama muslim, meskipun berbeda dari suku bangsa, adat dan istiadat tetaplah saudara. Di mata Allah SWT, yang membedakan umatnya hanyalah amalannya.

Pagi itu, matahari belum lagi meninggi. Sejumlah petugas bergegas menuju pelataran Masjid Nabawi. Mereka tidak ingin terlambat. Sebab ketepatan waktu sangat penting untuk kegiatan mereka.

Sebuah plastik ukuran besar mereka tenteng bersama-sama. Saling gotong royong agar terasa ringan. Di dalamnya, ada ratusan bingkisan kecil. Isinya, makanan ringan beragam jenis.

Bingkisan makanan ringan mereka bagikan kepada jemaah dari berbagai negara yang berkunjung ke Masjid Nabawi. Jemaah menyambut bahagia, petugas pun ikut bergembira.

Oleh petugas Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sektor II, Madinah, gerakan ini diberi nama Soleh Sosial. Mereka berharap, ide yang digagas secara spontan ini bisa mempererat hubungan persaudaraan antara jemaah dan petugas dari berbagai negara termasuk Indonesia.

“Ini ide spontan saja. Saat kita pertama kali sampai ke Madinah, ternyata di Madinah dan Makkah banyak warga yang suka bagikan makanan, lalu kita tergerak untuk ‘yuk dekatkan diri dengan penduduk setempat’ Kemudian jemaah haji dari negara lain, kita berbagi ke mereka,” kata Kepala Sektor II Madinah, HM Affan Rangkuti, saat berbincang dengan tim Media Center Haji (MCH) 2022, beberapa waktu lalu.

Perlakuan sesama jemaah yang sering membagikan makanan termasuk pada jemaah haji Indonesia membuat Affan kagum. Meski tak pernah mengenal sebelumnya sebelumnya, silaturahmi antara jemaah di Tanah Suci sangat mudah terjadi.

“Jadi sebenarnya fokus bagi-bagi makanan ini bukan untuk jemaah haji Indonesia, justru fokusnya untuk penduduk setempat dan jemaah haji dari negara lain. Agar kita punya kedekatan dengan jemaah negara lain, menjalin hubungan dengan jemaah negara lain,” katanya.

Affan memastikan gerakan sosial yang dibangun bersama timnya tidak akan mengganggu tugas-tugas pokok mereka sebagai petugas jemaah haji. Justru, katanya, gerakan sosial ini sangat menarik untuk membangun silaturahmi dengan jemaah dari negara lainnya.

“Ini ide kita bersama di sektor dua Madinah, selain kita berikan pelayanan pada jemaah Indonesia, tidak menutup kemungkinan memiliki hubungan yang baik dengan jemaah haji dari negara lain karen kita berdampingan di sini,” jelas Affan

“Pokoknya kita cari waktu untuk belanja dan membungkus tidak sedang dalam pelayanan ke jemaah haji.”

Gerakan Soleh Sosial ini sudah berjalan lama. Tepat setelah petugas Sektor II untuk Daerah Kerja (Daker) Madinah. Makanan yang mereka beli untuk jemaah dihasilkan dari patungan uang sesama petugas. Mereka memilih membagikannya setiap Jumat dengan harapan, keberkahannya ditambah.

“Dana yang dikumpulkan tidak ada patokan, siapa saja yang mau ikut berpartisipasi, kemudian memiliki dana lebih, dia bisa berikan rezekinya sukarela aja,” kata petugas sektor II, Novam, dalam perbicangan terpisah.

Biasanya, penerimaan uang donasi terakhir kali pada hari Kamis. Kemudian, petugas yang tugasnya hari itu agak longgar, ditugaskan membeli item makanan ringan. Setelah itu, langsung dikemas.

“Kita sengaja pilih hari Jumat untuk membagikannya dan memang kita bagikannya khusus di pelataran Masjid Nabawi karena di situ centralnya,” jelas dia.

Di tiap bingkisan, diisi makanan berupa roti, keju, jus buah, kue manis, bisa bolu, cake atau kue kurma hingga air mineral dan terkadang jus. Novam mengaku bangga gerakan ini disambut baik. Dilihat dari nilai donasi yang dikumpulkan terus bertambah seiring bertambah pula bingkisan yang akan diberikan. Jika di awal hanya 30 bingkisan, pada Jumat (22/7) kemarin, bingkisan tembus 300 biji. Sadar kegiatan ini sangat bermanfaat, bahkan ketika berada di Makkah, gerakan ini juga dilaksanakan ketiga melihat jemaah Indonesia dan berbagai negara berkunjung ke Masjidil Haram.

“Tergantung dari uang yang kita dapat tiap minggunya berapa, kita alokasikan,” katanya.

Menurutnya, aksi ini dipuji banyak jemaah yang mendapatkan bingkisan. Itu sebabnya akan terus dipertahankan hingga seluruh jemaah haji di Tanah Suci dipulangkan seluruhnya.

“Karena memang kita berikan ke jemaah negara lain, mereka bilang Indonesia good, Indonesia bagus, Indonesia terbaik, Indonesia ramah, banyak komennya seperti itu,” katanya.

“Dan persiapan untuk minggu depan uangnya sudah ada, tinggal kalau ada penambahan kita masih terima,” tutup Novam.

Gerakan Saleh Sosial ini cukup mengajarkan kita. Bahwa memberi kebaikan tak perlu memilah, apalagi berharap balasan segera. Bukankah Allah sudah menjanjikan. Semua kebaikan berbalasan nikmat dan keberkahan

[fik]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!