Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Pertamina Better untuk Lingkungan yang Lebih Baik

Pandora (Pusat Industri Daur Oelang Rumahan) Pertamina (Foto tangkapan layar CSR Pertamina DPPU Sepinggan).

PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan baru saja memperoleh Proper Emas. Penghargaan ini diraih melalui unit operasi Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan berkat salah satu program unggulannya: Balikpapan Energi Terbarukan (Better). Penghargaan diberikan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada 28 Desember 2021.

Pada kesempatan lain, DPPU seluas 23.470 m2 yang berlokasi di Kota Balikpapan itu juga telah mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Dirjen Kekayaan Intelektual untuk program lingkungan Padma.

Dijelaskan Nindya Puspaningtyas, Community Development Officer DPPU Sepinggan, kedua program tersebut merupakan inovasi di bidang lingkungan dan sosial perusahaan. Program Pertamina Better, adalah bagian dari program Community Development DPPU Sepinggan. Program yang dilaksanakan di ring 1 area perusahaan ini merupakan pengelolaan sampah berkesinambungan.

Nindya menjelaskan, perbedaannya dari pengelolaan sampah lain adalah pihaknya membentuk ekosistem yang terdiri dari subsistem hulu, subsistem inti, serta subsistem hilir. Dan, pelaksanaannya berkolaborasi dengan mitra lokal yang bernama Abadan.

Pada subsistem hulu, dilakukan pengumpulan sampah di tiga titik yang disebut sebagai Better Shop, yaitu Borneo Darussalam, Kampung Tumaritis, dan Bank Sampah RT 45. Setiap titik berperan seperti bank sampah, yakni dilakukan pengumpulan minyak jelantah dan plastik.

Di Borneo Darussalam yang terletak di perumahan elite, kata Nindya, penukaran bisa divaluasikan pada penjualan Bright Gas. Kemudian, di Kampung Tumaritis yang merupakan kampung pemulung, dilakukan creative movement. Di sini masyarakat diajak mengolah kain yang tidak terpakai untuk dijadikan majun (kain lap), yang hasilnya akan dibeli perusahaan sebagai bahan wajib pada kegiatan maintenance.

Sesudah dikumpulkan di subsistem hulu, kemudian beralih ke subsistem inti, untuk dilakukan pencacahan plastik dan pengolahan minyak jelantah menjadi produk bahan bakar nabati (BBN) di Pandora (Pusat Industri Daur Oelang Rumahan) bentukan perusahaan dan Abadan. Selanjutnya, dari aktivitas di subsistem inti ini akan dihasilkan produk, baik sosial maupun ekonomi, yang berada di subsistem hilir.

“Setelah dikumpulkan di tiga titik, kemudian dikirim ke Pandora. Nantinya sampah ini akan dikelola oleh Abadan, yang akan menghasilkan produk BBN alternatif, disinfektan, pencacahan plastik, dan jasa waste management. Roadmap programnya kurang-lebih berjalan selama lima tahun,” Nindya menjelaskan.

Dari sini, perusahaan bisa memberikan dampak sosialnya, yakni masyarakat bisa mendapatkan disinfektan gratis dengan cara menukarkan sampah. Sementara pada aspek ekonomi, masyarakat bisa mendapatkan hasil dari jasa disinfektan perusahaan, waste management, dan penjualan plastik. Menurut Nindya, “Inovasi ini kami gunakan agar masyarakat bisa memilah sampah.”

Terkait tingkat kemandirian, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan selalu menargetkan setiap program CSR-nya bisa mandiri di tahun ke-5. “Jadi, untuk program Pertamina Better itu ditargetkan di tahun 2024,” ujarnya.

Selain Pertamina Better, DPPU Sepinggan juga menjalankan beberapa program Community Development lain, yaitu Pertamina Sehati, Sekolah Bersama, Hutan Kota, dan yang berada di ring 2, yakni Teluk Bugarba dan Kredawala. Pada hutan kota, Pertamina bersama DLHK mengembangkan konsep eduwisata konservasi. Selain penanaman tanaman langka, juga memberdayakan masyarakat sekitar yang terdiri dari pelajar sekolah dalam penjagaan tanaman hutan kota.

Nindya Puspaningtyas, Community Development Officer DPPU Sepinggan.

“Harapannya, supaya mereka juga bisa menjadi tour guide ketika ada yang berkunjung. Kami tidak hanya ingin jadi hutan kota, tetapi juga ada kegiatan pemberdayaan masyarakat,” kata Nindya.

Di Kredawala, pihaknya memberikan pelatihan dan pendampingan capacity building bagi warga binaan Lapas Kelas II A Balikpapan berupa pembuatan kompos dan pemanfaatan sampah menjadi arang, kegiatan otomotif melalui bengkel roda dua Enduro Express bersinergi dengan Pertamina Lubricant, usaha kreatif dengan pembuatan kertas bekas, hingga kegiatan kewirausahaan. “Sejauh ini ada lima yang sudah berhasil besar, ada usaha bakso, restoran, salon, dan dua lainnya bengkel,” ungkapnya.

Selain Community Development, DPPU Sepinggan juga melakukan program lingkungan pada wilayah operasionalnya. Sejalan dengan kebijakan QHSSE (Quality, Health, Safety, Security, dan Environment), perusahaan mewajibkan setiap unit di bawah Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengolah risiko yang ada secara tersistem dan konsisten, serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Di antaranya, yang pertama, Padma, seperti yang disebutkan di awal. Padma merupakan aplikasi pengisian bahan bakar melalui digital, sebagai bagian dari Aviation Fuel Delivery Management untuk mengurangi emisi.

“Awalnya, pengisian bisanya melalui telepon atau WA. Sekarang semuanya bisa mengisi bahan bakar melalui aplikasi. Melalui ini, bisa penghematan 0,002943 ton CO2 per tahun,” Nindya menuturkan.

Yang kedua, meluncurkan inovasi Switch High Low Engine untuk 3R Limbah Non-B3. Fungsinya bisa meningkatkan keandalan unit refueler dan mengurangi timbunan limbah spare part. “Melalui ini, semuanya bisa dimonitor karena sudah otomatis,” ujarnya.

Ketiga, terkait pemanfaatan air telah digunakan Connector Keran Retractable, yaitu pemakaian sensor otomatis pada setiap keran di perusahaan, yang mampu mencapai efisiensi 57,6 m3 per tahun.

Keempat, untuk limbah B3, perusahaan meluncurkan Auto Load Pump, yaitu pengurangan limbah B3 dari proses control check yang bisa on-off secara otomatis, sehingga mampu mengurangi aspek tercecernya tumpahan minyak.

Kelima, terkait energi dilakukan inovasi Auto Stop Engine, yakni otomatisasi mesin. “Mesin yang semula harus manual ketika posisi idle, melalui ini bisa on-off otomatis. Affordable and clean energy,” Nindya menandaskan.

Terakhir, kunci agar semua langkah green and sustainable di atas bisa berjalan secara masif adalah perusahaan menciptakan program yang inklusif, serta membuka kolaborasi dengan berbagai pihak. “Selain dengan pemerintah dan internal Pertamina, kami juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan. Jadi, intinya program berjalan secara kolaboratif,” katanya. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version