Hingga tahun 2022 ini, Indonesia tercacac sebagai negara ke-5 yang memiliki jumlah startup terbanyak yaitu 2.346. Adapun industri dari perusahaan rintisan ini terdiri dari banyak sektor seperti ride hailing, fintech, edutech, telemedicine, dan sebagainya.
Namun, dalam perjalanannya startup di Indonesia banyak menghadapi tantangan. Selain pandemi Covid-19 yang melibas banyak pelaku startup, juga diuji melalui bocornya startup bubble. Fenomena bocornya startup bubble ditandai dengan beberapa startup yang secara serentak merumahkan karyawan dalam jumlah yang besar. Salah satu penyebab dari kebocoran bubble ini adalah bergantungnya startup kepada pendanaan dari venture capitalist.
Efisiensi melalui pengurangan karyawan ini perlu dilakukan oleh beberapa startup saat investor melakukan pengetatan kucuran dana. Para startup yang belum mencetak profit perlu melakukan ini karena mereka berusaha memperpanjang masa bertahan dalam mencetak pendapatan.
“Jadi, penting bagi banyak pihak mulai dari pemilik startup, pemilik modal, hingga pemerintah, untuk memberikan edukasi untuk membangun healthy startup atau startup yang sehat baik secara keuangan maupun manajemen. Dengan startup yang sehat, kita juga dapat memaksimalkan potensi dan membangun ekosistem digital Indonesia yang kuat. Semua pihak telah berupaya menciptakan healthy startup, kita dapat mencegah terjadinya krisis keuangan di skala nasional,” ujar Eddi Danusaputro, Chief Executive Officer (CEO) BNI Ventures dalam diskusi Startup Digital Sehat Digital Untuk Pondasi Ekosistem Digital Kuat di Jakarta (9/8/2022).
Hal senada disampaikan oleh Aqsath Rasyid, CEO NoLimit Indonesia, startup teknologi yang berfokus untuk monitoring dan analisis pada media online dengan menggunakan teknologi big data, yang mengatakan bahwa healthy startup tidak hanya terfokus pada modal atau investasi yang besar dari pihak luar perusahaan. Semua startup bisa memulai menjalankan roda perusahaan startup bermodal apa yang dimiliki. Yang terpenting adalah, startup itu mempunyai konsistensi dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
“Selama 12 tahun NoLimit Indonesia berkiprah sebagai startup tanpa modal dari eksternal (bootstrapping) dan berkembang sangat organik. Peluncuran produk di pasar global tahun 2022 ini menjadi prestasi baru bagi NoLimit dan kami harus terus belajar. Dengan memanfaatkan modal internal, NoLimit masih tetap menjadi startup yang sehat dan eksis sampai sekarang”, tegas Aqsath.
Hal ini dibuktikan dengan meluncurkan produk NoLimit Indonesia ke pasar global pada tanggal 3 Agustus 2022. Setelah diluncurkan via AppSumo, kini layanan dari NoLimit Indonesia siap membantu berbagai perusahaan, organisasi, bahkan public figure di seluruh penjuru dunia. Perusahaan berbasis big data ini menawarkan layanan online media monitoring yang dapat memonitor perbincangan online di berbagai platform media sosial seperti Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook. Selain itu, NoLimit juga dapat melakukan monitoring online media.
Melalui peluncuran ini, NoLimit Indonesia siap berkompetisi dengan kompetitor global seperti Brand24, Talkwalker, Brandwatch, dan perusahaan serupa lainnya. Kesiapan NoLimit sebagai online monitoring lokal pertama yang meluncurkan produk ke pasar global didasari dengan pengalaman dan kapabilitasnya di industri teknologi.
“NoLimit Indonesia bangga menjadi startup lokal yang beroperasi tanpa modal eksternal tetapi mampu penetrasi ke pasar global,” tegas Aqsath mengklaim. Kesiapan NoLimit sebagai online monitoring lokal pertama yang meluncurkan produk ke pasar global didasari dengan pengalaman dan kapabilitasnya di industri teknologi. NoLimit memiliki pengalaman dalam melakukan analisis dan mengolah jutaan data untuk berbagai organisasi, pemerintah, dan perusahaan di berbagai industri di Indonesia dan dunia.
Menurut Aqsath, ketika NoLimit memutuskan untuk masuk ke kompetisi global butuh waktu satu tahun untuk mempersiapkannya karena ada kurasi yang sangat ketat dari mitra di Amerika Serikat. Dalam proses persiapan masuk ke pasar global, ada perubahan manajemen besar di dalam NoLimit, salah satunya harus ada tim customer support yang beroperasi 24/7. NoLimit juga harus memutakhirkan aplikasi dashboard-nya ke dalam versi terbaru yang sesuai standard internasional. Untuk mendukung transaksi dari berbagai negara, NoLimit menyiapkan beberapa opsi pembayaran yaitu melalui kartu kredit, dan PayPal. Adapun customer lokal dapat melakukan pembayaran melalui virtual account seluruh bank nasional, dompet digital (GoPay, Ovo, LinkAja, dan Dana), Alfamart, dan Indomaret.
Sejak dirilis 3 Agustus lalu, website NoLimit telah mencatat pengaksesan di 86 negara. Adapun negara yang paling banyak mengakses adalah Amerika, India, Inggris, Jerman, dan Kanada.
Melalui produk NoLimit, klien korporat, institusi, organisasi maupun individu dapat melihat berbagai insight mengenai perusahaan dan industri mulai dari trending topic, analisis konten, analisis kompetitor, hingga pengukuran keberhasilan komunikasi berbasis AMEC (outputs, out-takes dan outcomes). Hasil media monitoring atau media listening ini dapat membantu perusahaan, organisasi, hingga pemerintah atau public figure dalam menyusun komunikasi yang bedampak/keputusan strategis.
Swa.co.id
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.