Pemerintah Bakal Gunakan Kendaraan Tanpa Awak di IKN

Jakarta: Pemerintah ingin mengoperasikan kendaraan tanpa awak atau kendaraan otonom atau autonomous vehicle (AV) di kawasan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur. Kendaraan jenis ini merupakan moda transportasi masa depan dan akan menjadi bagian dari sistem transportasi cerdas atau intelligent transport system (ITS).
 
“Ini sejalan dengan konsep IKN, yakni green and smart city yang mengutamakan penggunaan energi baru terbarukan dan ramah lingkungan. Jadi, penggunaan kendaraan listrik dan kendaraan otonom sejalan dengan konsep IKN,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam webinar, Jumat, 19 Agustus 2022.
 
Kendaraan tanpa awak ini dinilai memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, tepat waktu, konsumsi bahan bakarnya hemat hingga 15 persen, mengurangi emisi karbon, mengatasi kemacetan lalu lintas, dan mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi akibat kelalaian manusia (human error) hingga 40 persen. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Meski begitu, Budi Karya mengatakan, masih ada sejumlah tantangan dalam mewujudkan AV sebagai bagian dari sistem transportasi nasional. Misalnya, kesiapan jalan, kondisi lingkungan, jaringan internet, regulasi teknis yang terkait dengan laik jalan, termasuk pelaksanaan uji kendaraan. 
 
“Pemerintah saat ini tengah menyusun dan mematangkan regulasi yang terkait dengan kendaraan otonom. Untuk mewujudkan AV menjadi bagian dari sistem transportasi nasional, pemerintah membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari banyak pihak, seperti akademisi dan kalangan swasta,” ungkapnya.
 
Direktur PT Jababeka Tbk Suteja Sidarta Darmono menegaskan, pihaknya siap mendukung kehadiran kendaraan otonom di Indonesia. Jababeka saat ini tengah mengembangkan Jababeka Silicon Valley atau Correctio lewat kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indogen Capital dan PT Bisa Artifisial Indonesia (BISA AI).
 
“AV membutuhkan dukungan infrastruktur. Salah satunya adalah koneksi internet yang kuat. Dengan adanya jaringan internet dengan sinyal yang kuat, AV dapat digunakan di kawasan ini,” kata Suteja.
 

Sementara Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono memaparkan penggunaan kendaraan otonom di berbagai negara. Menurutnya, ujicoba AV paling cocok dilakukan di lingkungan kampus. Ia memaparkan pengalamannya menggunakan AV di Nanyang Technological University, Singapura.
 
Agung juga memaparkan kesiapan kawasan industri Jababeka untuk menggunakan dan menjadi bagian dari sistem transportasi masa depan. Di kawasan Jababeka sudah ada charging untuk electric vehicle (EV), pabrik baterei dan charging untuk EV, serta Jababeka sebagai titik temu berbagai jaringan transportasi publik masa depan.
 
“Akan ada LRT yang sebentar lagi beroperasi dengan stasiun di Bekasi Timur. Lalu, tahun depan kereta cepat Jakarta-Bandung juga akan beroperasi. Stasiunnya berada di Karawang, tak jauh dari Jababeka. Kemudian, stasiun terakhir MRT jaringan timur-barat dari Balaraja di Tangerang akan berhenti di Cikarang, Bekasi,” paparnya.
 
Peneliti dari President University Jhanghiz Syahrivar melihat pentingnya penggunaan EV di industri pariwisata karena akan membuat industri ini menjadi lebih futuristik. Namun begitu, Jhanghiz juga khawatir dengan masih tingginya risiko gagal sistem, serta lambatnya perkembangan EV karena tiga masalah utama.
 
“80 persen masalah adalah bagaimana membuat EV bisa tetap mengikuti garis yang ada di jalan. Lalu 10 persennya bagaimana EV saat melintas di persimpangan jalan atau bundaran, serta 10 persen lainnya adalah bagaimana EV mampu merespons kondisi-kondisi yang tidak terduga (edge cases). Contohnya adalah kalau ada hewan yang tiba-tiba melintas,” kata Jhanghiz.
 

(END)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!