MPR: Pokok-pokok Haluan Negara Tidak Mengurangi Sistem Presidensial

Jakarta: Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan pembentukan haluan negara harus dipatuhi pemerintahan periode-periode berikutnya. Sebab, kehadiran Pokok-Pokok haluan negara sangat krusial untuk mengarahkan pembangunan, khususnya guna mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
 
“Hadirnya Pokok-Pokok Haluan Negara tidak akan mengurangi sistem presidensial yang telah kita sepakati bersama,” ujar Bamsoet dalam Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
 
Selain itu, kata dia, tidak akan menimbulkan kewajiban bagi presiden mempertanggungjawabkan pelaksanaan Pokok-Pokok Haluan Negara kepada MPR. Adanya Pokok-Pokok Haluan Negara, justru akan menjadi payung ideologis dan konstitusional bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025_2045.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Jika Pokok-Pokok Haluan Negara disepakati oleh seluruh komponen bangsa, calon presiden dan calon wakil presiden, calon gubernur dan calon wakil gubernur, calon bupati/wali kota dan calon wakil bupati/wali kota, tidak perlu menetapkan visi dan misinya masing-masing, melainkan seluruhnya memiliki visi dan misi yang sama. Yaitu, visi dan misi sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 
Bamsoet menyampaikan Badan Pengkajian MPR dengan mendasarkan pada aspirasi masyarakat dan daerah, telah menyelesaikan kajian substansi dan bentuk hukum Pokok-Pokok Haluan Negara, dan telah disampaikan kepada Pimpinan MPR pada 7 Juli 2022. Lalu, telah dilaporkan dalam Rapat Gabungan Pimpinan MPR dengan Pimpinan Fraksi dan Kelompok DPD, pada 25 Juli 2022.
 
“Badan Pengkajian MPR merekomendasikan, untuk menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara tanpa melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ujar dia.
 

 
Bamsoet menjelaskan UUD 1945 menyatakan Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar daripada haluan negara. Penulisan frasa garis-garis besar daripada haluan negara yang menjadi satu rangkaian kalimat dengan frasa menetapkan UUD, mengandung makna Pokok-Pokok Haluan Negara yang merupakan garis-garis besar daripada haluan negara, perlu diatur melalui peraturan perundang-undangan yang hierarkinya berada di bawah UUD, tetapi harus di atas Undang-Undang. 
 
Alasannya, Pokok-Pokok Haluan Negara tidak boleh lebih filosofis daripada UUD, sekaligus tidak boleh bersifat teknis atau teknokratis seperti Undang-Undang.
 
“Dengan demikian, memang idealnya, Pokok-Pokok Haluan Negara perlu diatur melalui Ketetapan MPR, dengan melakukan perubahan terbatas terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ujar dia.
 

(AZF)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!