Milenial Dorong Pertumbuhan Online Grocery

Pandemi Covid-19 mengubah perilaku konsumen dalam berbelanja, khususnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hanya dengan mengandalkan aplikasi dalam ponsel, kini masyarakat bisa membeli bahan pokok dari rumah.

Google mencatat, penelusuran terkait ‘bahan pokok’ naik sebesar 24% dari Q1 2021 hingga Q1 2022. Penjualan bahan pokok secara online pun diperkirakan akan mencapai US$5-6 miliar hingga 2025.

Chief Executive Officer Titipku Henri Suhardja mengatakan, pertumbuhan online grocery ini berpotensi meningkatkan transaksi di pasar tradisional. Menurutnya pasar tradisional menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat Indonesia.

“Data menunjukkan bahwa 77% masyarakat Indonesia membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional, dan tiap tahunnya ada perputaran uang sekira US$115 miliar di sana. Diproyeksikan bahwa angka ini akan terus bertumbuh seiring berjalannya waktu,” ujarnya dalam konferensi pers virtual peluncuran laporan ‘Indonesia Online Grocery Report 2022: Redefining New Retail’, Rabu (10/08/2022).

Apalagi kata dia, saat ini kelompok masyarakat terbesar di Indonesia adalah milenial, di mana mereka sudah memiliki kebiasaan untuk menggunakan aplikasi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Henri menambahkan, generasi milenial sudah banyak yang menikah dan membangun keluarga baru. Tentunya mereka membutuhkan kebutuhan pokok terutama kebutuhan dapur. Artinya, mereka butuh untuk belanja kebutuhan pokok secara rutin.

“Titik ini menjadi momentum yang tepat untuk menyediakan jasa online grocery untuk menjembatani kebutuhan para keluarga muda ini dengan para pedagang pasar yang menyediakan produk yang mereka butuhkan,” katanya.

Secara garis besar, laporan “Indonesia Online Grocery Report 2022” memiliki empat bahasan utama. Bahasan pertama adalah seputar pengenalan tentang online grocery. Pada bagian ini, pembaca diajak untuk memahami arti dari online grocery, mengenali keuntungan dari sistem online grocery, bagaimana model bisnis online grocery berjalan, hingga ukuran pasar (market size) dari online grocery.

Pada bahasan kedua, pembaca diajak untuk melihat ekosistem online grocery, khususnya ekosistem di Indonesia. pada bagian kedua ini, akan ada pemaparan data soal perubahan perilaku konsumen terkait belanja kebutuhan pokok, terutama sejak pandemi Covid-19. Selain itu, bagian kedua ini juga membahas siapa saja pemain online grocery yang ada di Indonesia.

Di bagian ketiga, laporan ini membahas transformasi digital yang ada di industri retail. Pada bagian ini, pembaca disuguhkan dengan alur baru dalam pengalaman berbelanja secara daring. Selain itu, pembaca juga diajak memahami apa dampak positif dari transformasi digital ini ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Terakhir, pembaca diajak untuk melihat studi kasus pada bagian keempat. Pada bagian keempat ini, laporan “Indonesia Online Grocery Report 2022” mengambil dua objek untuk dikaji, yakni Freshippo milik Alibaba dan Amazon Fresh milik perusahaan Amazon. Tak lupa, laporan ini juga menyajikan transformasi apa saja yang juga terjadi di pasar dan supermarket di Indonesia.

“Laporan ini membahas seluk beluk tentang online grocery dan bagaimana potensinya di Indonesia. Laporan ini sengaja dibuat untuk menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia punya peluang yang baik juga untuk menumbuhkan ekosistem online grocery,” ungkap Faradhita, Chief Marketing Officer Titipku.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version