Mengenal Generasi Sandwich, Ini 3 Ciri-cirinya

Jakarta: Generasi sandwich menjadi ramai dibahas beberapa tahun terakhir. Generasi sandwich dikenalkan oleh warga Amerika, yaitu Dorothy Miller dan Elaine Brody pada 1981 silam. Masyarakat Indonesia pun melekat dengan generasi ini. Terutama karena nilai kekerabatan yang kental dan terjaga.
 
Melansir Sikapiuangmu OJK, Rabu, 27 Juli 2022, generasi sandwich adalah generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya. Dalam hal ini, tanggung jawab generasi sandwich meliputi segi finansial.
 
Generasi sandwich merujuk pada keadaan terhimpit. Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich, yakni sepotong daging terhimpit oleh dua buah roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayonnaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Generasi sandwich terjadi pada seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki rentan umur dari 30 hingga 40 tahun. Namun ada pula yang menyebutkan rentang umur antara 30 hingga 50 tahun. Namun, seorang Aging and Elder Care Expert (seniorliving.org) bernama Carol Abaya mengkategorikan generasi sandwich menjadi tiga ciri berdasarkan perannya.
 

The Traditional Sandwich Generation

Orang dewasa berusia 40 hingga 50 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan finansial.

The Club Sandwich Generation

Orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua, anak, cucu (jika sudah punya), dan atau nenek kakek (jika masih hidup).

The Open Faced Sandwich Generation

Siapapun yang terlibat dalam pengasuhan orang lanjut usia, namun bukan merupakan pekerjaan profesionalnya (seperti pengurus panti jompo) termasuk ke dalam kategori ini.
 
Menjadi generasi sandwich juga rentan akan beberapa hal, seperti rawan konflik dan stres. Namun, menjadi generasi sandwich tak selalu negatif. Ikatan antar anggota keluarga akan senantiasa terjaga.

Mengapa generasi sandwich ini dapat terjadi?

Banyak faktor yang melatarbelakanginya, namun pada umumnya ini terjadi karena kegagalan finansial orang tua. Bukan maksud menyalahkan sepenuhnya, tapi orang tua yang tidak memiliki perencanaan finansial yang baik untuk masa tuanya akan berpotensi besar untuk membuat sang anak menjadi generasi sandwich berikutnya. Selanjutnya, sang anak akan mengikuti jejak orang tuanya kelak sebagai orang tua yang tidak mandiri di masa tuanya, dan pada akhirnya berlanjut begitu seterusnya.
 

(AHL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!