McEasy Mudahkan UKM Logistik Pantau Aliran Barang Lewat Ponsel

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI mencatat, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65,4 juta di mana lebih dari 800.000 usaha berada di tingkat kecil dan menengah (UKM). Namun, tingginya jumlah pelaku usaha di Indonesia tidak terlepas dari tantangan yang ada.

Salah satu tantangan bagi pelaku UKM adalah terbatasnya akses teknologi. Umumnya, para pelaku UKM belum mengetahui cara memaksimalkan berbagai macam inovasi teknologi untuk menjangkau skala pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan metode konvensional.

Contohnya, ada pelaku UKM di bidang logistik yang masih menganggap jika penggunaan manajemen transportasi digital itu mahal, rumit dan hanya cocok untuk perusahaan besar. Akibatnya, mereka masih mengandalkan spreadsheet Excel yang belum terintegrasi.

“Kami memiliki 10 armada, tidak terlalu banyak sehingga kami bertahan menggunakan sistem pencatatan dan manual. Tetapi seiring berkembangnya bisnis, ketika pengiriman sudah mencakup seluruh Jawa Tengah dan Jawa Barat, kami mulai merasa membutuhkan teknologi untuk dapat melakukan pelacakan armada,” ungkap Inggit, Sales Analyst PT Bintang Harapan Makmur.

Memahami persoalan tersebut, McEasy menghadirkan Transportation Management System (TMS) versi mobile yang memudahkan UKM melakukan proses perencanaan, pemantauan, alokasi, pengiriman dan monitoring order, hingga pengecekan uang jalan sopir dan status bahan bakar kendaraan lewat ponsel.

“Sejak pertama kali diluncurkan, TMS telah terbukti mampu menghemat waktu yang digunakan untuk mengurus kegiatan administratif operasional mitra kami hingga 60%. Berdasarkan data ini, kami akhirnya meluncurkan aplikasi TMS mobile agar solusi teknologi ini tidak hanya dapat diakses lewat laptop atau komputer desktop, tapi juga lewat perangkat bergerak seperti ponsel dan tablet,” ujar Raymond Sutjiono, Co-founder McEasy.

Menurutnya, karakter utama penggiat UKM logistik dan transportasi Indonesia adalah mereka sangat dinamis dan anti ribet. Karenanya, penggunaan perangkat komputer, seperti laptop dan desktop seringkali membatasi produktivitas mereka. Dengan versi mobile ini diharapkan dapat membantu UKM di bidang logistik dan transportasi memantau informasi aliran barang dalam satu genggaman dan real time.

“Masih ada anggapan bahwa penggunaan TMS itu rumit dan hanya cocok bagi perusahaan besar dengan ratusan armada. Guna mendukung UKM Indonesia untuk naik kelas, McEasy menghadirkan aplikasi mobile TMS yang praktis dan anti ribet,” tambah Hendrik Ekowaluyo, Co-founder McEasy.

Dengan biaya berlangganan mulai dari Rp80.000/kendaraan/ bulan, McEasy menawarkan bundle aplikasi TMS mobile, TMS dan Smart Driver App yang dikembangkan sesuai dengan dinamika ekosistem transportasi dan logistik di Indonesia.

Selain menawarkan TMS, McEasy juga memiliki produk unggulan lainnya, yaitu Vehicle Smart Management System (VSMS). Baru-baru ini, McEasy dan SMESCO mengadakan program digitalisasi armada operasional UKM dengan membagikan 100 unit perangkat VSMS. Dengan penggunaan perangkat ini, pelaku UKM nantinya bisa memantau, melacak, dan memperoleh data dari armada operasional kamu secara real-time selama 24 jam.

“Bagi McEasy, perusahaan kecil memiliki kesempatan untuk maju seperti layaknya perusahaan besar. Kecil bukan berarti tidak bisa maju. Kecil bukan berarti tidak butuh optimalisasi. Kedepannya, kami akan terus mengembangkan solusi terintegrasi kelas dunia yang memudahkan mitra kami mengoptimasi semua proses logistik dan dengan biaya yang kompetitif,” tutur Hendrik.

Berdiri sejak 2017, McEasy bertransformasi untuk memberikan solusi terintegrasi di bidang transportasi logistik dan pergudangan. McEasy mendapatkan putaran pendanaan awal senilai Rp22 miliar (US$ 1,5 juta) dari East Ventures. Disusul dengan pendanaan Seri A senilai Rp 97 miliar (US$6,5 juta) dari East Ventures.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version