Kunjungi Kanada, Paus Fransiskus Minta Maaf ke Masyarakat Pribumi

Alberta: Paus Fransiskus meminta maaf kepada penduduk asli Kanada di tanah mereka atas peran Gereja di sekolah-sekolah di mana anak-anak pribumi dilecehkan. Paus menyebut asimilasi budaya paksa sebagai kejahatan yang tercela dan kesalahan yang membawa malapetaka.
 
Berbicara di dekat lokasi dua bekas sekolah di Maskwacis, Alberta, Paus Fransiskus meminta maaf atas dukungan Kristen terhadap “mentalitas penjajahan” pada masa itu. Paus juga menyerukan penyelidikan “serius” terhadap sekolah-sekolah tersebut untuk membantu para penyintas dan keturunan sembuh.
 
“Dengan rasa malu dan tanpa ragu, saya dengan rendah hati memohon pengampunan atas kejahatan yang dilakukan oleh begitu banyak orang Kristen terhadap masyarakat adat,” kata Paus Fransiskus, yang datang dan pergi dengan kursi roda karena lututnya retak.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pidato kepada First Nations, Metis dan orang-orang Inuit adalah permintaan maaf pertama di tanah Kanada oleh Paus sebagai bagian dari tur untuk menyembuhkan luka dalam yang mengemuka setelah penemuan kuburan tak bertanda di sekolah-sekolah perumahan tahun lalu.
 
Paus berusia 85 tahun itu telah menjanjikan tur semacam itu kepada delegasi pribumi yang mengunjunginya awal tahun ini di Vatikan, di mana dia membuat permintaan maaf awal.
 
Para pemimpin adat yang mengenakan hiasan kepala perang bulu elang menyambut Paus sebagai sesama kepala suku dan menyambutnya dengan nyanyian, pemukulan genderang, tarian, dan lagu perang.
 
“Saya di sini karena langkah pertama dari ziarah tobat saya di antara Anda adalah meminta maaf lagi, mengatakan sekali lagi bahwa saya sangat menyesal,” kata Paus Fransiskus, seperti dikutip AFP, Selasa 26 Juli 2022.
 
Dia berbicara kepada kelompok-kelompok pribumi di Bear Park Pow-Wow Grounds, bagian dari wilayah leluhur orang-orang Cree, Dene, Blackfoot, Saulteaux dan Nakota Sioux.
 
“Maaf atas cara-cara di mana, sayangnya, banyak orang Kristen mendukung mentalitas penjajah dari kekuatan yang menindas masyarakat adat. Saya minta maaf,” ujarnya.
 
“Dalam menghadapi kejahatan yang menyedihkan ini, Gereja berlutut di hadapan Tuhan dan memohon pengampunan-Nya atas dosa-dosa anak-anaknya,” imbuh Paus.

 

Halaman Selanjutnya

Setelah Paus berbicara, Kepala Suku…

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version