Kuasai Tips Menulis Ilmiah Populer Ini agar Lolos ke Jurnal Internasional

Jakarta:  Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII), Roy Purwanto membagikan tips menulis jurnal populer kepada mahasiswa.  Tips dibagikan agar mahasiswa menambah kompetensi dalam menulis dan yang terpenting ini akan berguna bagi bekal penulisan jurnal ilmiah yang lebih populer dan mudah dicerna masyarakat awam.
 
FIAI UII menyelenggarakan agenda FIAI Menulis dan Trik Mudah Keluar Negeri Gratis.  Acara ini digelar untuk meningkatkan motivasi mahasiswa agar tertarik kepada dunia menulis. Kemampuan menulis akan bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri. 
 
“Saya hanya ingin memprovokasi mahasiswa, kita punya dukungan yang sangat besar, entah itu dari universitas maupun dari fakultas. Kita sama-sama mendukung teman-teman yang memiliki keinginan untuk menulis termasuk juga ke luar negeri. Jadi ya sayang kalau kesempatan teman-teman ini yang masih mahasiswa tidak disalurkan dan dikembangkan dengan baik,” kata Dosen UII, Roy Purwanto yang juga menjadi pembicara dalam agenda tersebut, dilansir dari laman UII, Jumat 23 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Roy, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua orang. Hanya saja teknik kepenulisan bisa didapat dengan konsisten dalam menulis.
 
“Semakin sering menulis, maka ia akan semakin mudah menyelesaikan tulisannya. Termasuk juga dalam menentukan ide-ide pokok tulisan yang akan digarap,” terangnya.
 
Ia juga mengatakan, bahwa dalam membuat jurnal populer itu tidak diperlukan tulisan yang panjang. Bahkan ia hanya menyarankan kepada mahasiswa untuk menulis lima sampai tujuh lembar halaman jurnal saja.
 
Hal itu dimaksudkan supaya isi jurnal lebih ringkas, tersusun dan lebih tepat sasaran. “Tidak usah memikirkan bikin jurnal yang panjang, yang isinya pas dan penjelasannya tidak muter-muter,” jelasnya.
 
Terakhir, ia berpendapat bahwa saat ingin membuat jurnal internasional, mahasiswa dianjurkan untuk mencari gagasan-gagasan ilmiah yang didapat dari fenomena sosial yang ada di Indonesia. Hal itu disebabkan masyarakat asing lebih menyukai adat masyarakat Indonesia yang dianggap unik.
 
“Saya sebenarnya ingin ada regenerasi baru dari FIAI ini, supaya dari tahun ke tahun itu ada mahasiswa yang berprestasi di kancah internasional. Misalnya saja mengikuti konferensi. Kalau untuk konferensi internasional itu, mereka lebih suka hal-hal yang berbau lapangan, seperti adat istiadat yang ada di Indonesia, jadi orang luar itu seperti mendapatkan informasi baru,” pungkasnya.
 

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!