Korban penembakan KKB menewaskan ustaz dan pendeta

Polda Papua kembali memberikan informasi terbaru atas aksi keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang terjadi pada Sabtu (16/7) di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua. Dari kejadian ini, tercatat sebanyak 12 warga sipil menjadi korban, 10 di antaranya meninggal dunia, dan 2 lainnya masih dalam perawatan akibat terluka.

Kepolisian menyampaikan, dari 10 korban tewas tersebut sebelumnya salah satunya teridentifikasi seorang pendeta yaitu Eliaser Baye. Hari ini polisi juga telah mengidentifikasi satu korban yang merupakan tokoh agama yaitu ustaz Daeng Marannu. Daeng biasa berdakwah di Masjid Kenyam, Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua.

“Selain ustaz Daeng Marannu, pendeta Eliaser Banner juga menjadi korban penembakan. Ia ditembaki saat melerai penganiayaan yang dilakukan KKB,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/7)

Kamal juga melaporkan kondisi di Kampung Nogolait saat ini sudah berangsur kondusif. Sejumlah aparat kepolisian juga diterjunkan untuk bersiaga di sekitar lokasi bekas Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.

“Di sana sudah ada anggota yang berjaga, dan kasus ini masih dalam penyelidikan. Kita bersama pihak terkait akan berusaha semaksimal mungkin menangkap para pelaku agar bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku,” imbuh dia.

Menurut Kamal, jenazah ustaz Daeng Marannu telah dipulangkan ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan. Bupati Nduga Namia Gwijangge beserta Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra turut serta menghadiri penyerahan jenazah korban pada pihak keluarga di Bandara Mozes Kilangin, Timika, Kabupaten Mimika, Minggu (17/7).

Pihak keluarga korban juga meminta agar aparat keamanan bisa segera mengusut dan menindaklanjuti aksi keji yang dilakukan KKB agar tak membuat keresahan di masyarakat semakin berkepanjangan.

“Mewakili pemerintah dan seluruh masyarakat Kabupaten Nduga, kami sangat menyesali kejadian pada hari Sabtu kemarin, semua terjadi di luar kehendak dan kemauan kita semua, kepada keluarga korban semoga diberi kekuatan, sekali lagi kami memohon maaf yang sebesar-besarnya,” tutur Namia seraya menyampaikan duka pada keluarga korban yang dikutip melalui keterangan resmi Humas Polda Papua.


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!