Keluarga Baru Sering Melakukan 6 Kesalahan Ini dalam Membuat Rencana Keuangan

Foto: Istimewa/ilustrasi

Keluarga Baru, Keuangan Baru

Sebelum menikah Anda mungkin telah memiliki perencanaan keuangan tersendiri. Tetapi ketika sudah menikah perencanaan keuangan harus disesuaikan dengan perencanaan keuangan pasangan.

Dalam pembuatan perencanaan ini ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh keluarga baru. Jika terus dilakukan, akibatnya dapat merugikan Anda dan keluarga.

Mari kita bahas kesalahan apa saja yang biasanya dilakukan dalam merencanakan keuangan keluarga baru:

#1 Tidak Membuat Anggaran

Kebanyakan keluarga baru belum memiliki gambaran berapa besarnya dana yang akan dikeluarkan setiap bulan. Karena itu mereka memilih untuk tidak membuat anggaran bulanan.

Padahal anggaran bulanan ini penting untuk menjadi patokan Anda. Jika baru menikah dan belum mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan setiap bulan, cobalah membuat perkiraan.

Perhitungkan berapa perhitungan Anda dan pasangan sebelum menikah, kemudian gunakan perhitungan tersebut sebagai perkiraan.

Angka perkiraan tersebut perlu dianalisis setiap bulan. Jika anggaran kurang atau berlebih, Anda dapat memperbaiki anggaran tersebut. Tetapi jangan sampai Anda tidak memiliki anggaran apapun.

Tanpa anggaran, Anda akan menghabiskan uang secara tidak bijaksana. Walaupun anggaran perkiraan belum tentu tepat, tetapi Anda tetap memiliki patokan untuk membatasi pengeluaran.

#2 Tidak Membuat Tujuan Keuangan

Seringkali keluarga baru tidak membuat tujuan keuangan keluarga. Tanpa tujuan keuangan yang jelas, Anda tidak akan memiliki target yang jelas. Pada akhirnya tidak ada batasan yang jelas untuk kapan Anda dapat mencapai kebebasan keuangan.

Jika sebelum menikah Anda tidak memiliki tujuan keuangan, maka sebaiknya segera buat tujuan keuangan bersama pasangan. Misalnya mempersiapkan dana melahirkan, dana sekolah anak, mobil keluarga, rumah dan lain-lain.

Dalam menentukan tujuan keuangan, sebaiknya Anda membuatnya secara sangat terperinci. Misalnya untuk dana sekolah anak. Pastikan sekolah mana yang Anda dan pasangan inginkan, berapa biaya pendidikannya saat ini, dan lain-lain. Semakin detail tujuan keuangan maka akan semakin mudah untuk mempersiapkannya.

Jika sudah memiliki tujuan keuangan sebelumnya, Anda perlu menyelaraskan tujuan keuangan Anda dengan pasangan. Penting untuk menyelaraskan tujuan keuangan Anda dan pasangan agar dapat ditentukan mana yang diperlukan dan tidak diperlukan.

Selain itu dapat ditentukan tujuan keuangan mana yang harus diprioritaskan dan mana yang dapat ditunda.

#3 Tidak Membuat Portofolio Investasi

Setelah menikah maka tanggung jawab akan semakin bertambah. Secara otomatis tanggungan Anda pun akan meningkat, terutama ketika sudah memiliki anak.

Karena itu berinvestasi harus benar-benar diprioritaskan untuk mencapai seluruh tujuan keuangan Anda nantinya. Dalam berinvestasi banyak keluarga baru yang hanya berpatok pada satu macam investasi yang dianggap aman. Padahal ada banyak jenis investasi lain yang dapat digunakan.

Bagi pemula dalam dunia investasi mungkin masih bingung ketika mendengar istilah portofolio investasi. Portofolio bukan hanya dimiliki oleh seorang photographer profesional yang ingin menunjukkan karya-karyanya. Ada juga portofolio untuk para investor. Portofolio ini mencakup keseluruhan investasi yang dimilikinya. Membuat portofolio yang seimbang akan memberikan manfaat diversifikasi risiko.

Dengan begitu risiko investasi Anda tidak hanya menumpuk di satu produk investasi saja. Sayangnya kebanyakan keluarga baru belum mengerti istilah ini sehingga tidak menjadikannya sebagai bagian dalam perencanaan keuangan keluarga.

#4 Tidak Mengetahui Utang Pasangan

Ada banyak kasus dimana sebuah pasangan keluarga baru tidak saling mengetahui utang yang dimiliki pasangannya. Padahal hal ini sangatlah penting.

Mengetahui utang pasangan bukan berarti untuk memutuskan apakah akan menikahinya atau tidak, tetapi untuk mencari solusi pembayarannya. Ketika sudah menikah, mau tidak mau Anda harus terlibat dalam tanggung jawab pasangan. Karena pelunasan utang akan mempengaruhi keuangan keluarga.

Bicarakanlah secara jujur utang pribadi Anda dengan pasangan kemudian cari jalan keluar bersama sehingga utang dapat segera dilunasi.

#5 Tidak Memprioritaskan Pelunasan Utang

Terkadang keluarga baru tidak memikirkan untuk membayar utang terlebih dulu. Terutama karena terbeban oleh banyaknya kebutuhan keluarga baru yang harus dipenuhi. Sayangnya anggapan tersebut kurang tepat. Menyelesaikan utang adalah prioritas utama sebelum membeli kebutuhan lainnya.

Sepintar apapun trik yang Anda lakukan untuk menghindari atau menunda pembayaran utang, utang tersebut tetap akan menjadi tanggung jawab Anda.

Walaupun dihadapkan dengan kebutuhan keluarga baru yang sangat banyak, penting untuk tetap memprioritaskan pembayaran utang. Apalagi jika utang tersebut utang tersebut dibawa sejak sebelum pernikahan.

Semakin lama utang ditumpuk maka bunganya akan semakin tinggi dan semakin mencekik keuangan Anda. Karena itu sebaiknya prioritaskan pelunasan utang agar tidak terus membebani keuangan Anda dan pasangan.

#6 Tidak Menyiapkan Proteksi

Jika pelunasan utang saja seringkali tidak diprioritaskan, apalagi dana proteksi. Banyak keluarga baru yang tidak segera menyiapkan dana darurat dan asuransi. Dana darurat adalah prioritas utama dalam perencanaan keuangan.

Dana ini sangat diperlukan untuk melindungi ketika Anda dan keluarga menghadapi kondisi darurat yang membutuhkan banyak biaya. Selain itu dana proteksi lain adalah asuransi. Asuransi sering dipandang sebelah mata oleh keluarga baru karena belum pernah mengalami kerugian akibat tidak memiliki asuransi.

Tetapi apakah Anda harus menunggu terjadi sesuatu yang merugikan baru akan membeli asuransi? Lebih baik mencegah dari sekarang daripada harus mengeluarkan banyak uang karena tidak memiliki asuransi.

Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati Keuangan

Kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga baru yang telah dibahas sebelumnya dapat membuat keuangan keluarga menjadi berantakan.

Ada baiknya Anda menghindari kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak mengganggu ritme keuangan keluarga. Mencegah masalah akan lebih baik daripada harus ‘mengobati’ keuangan keluarga. Karena biaya mengobati keuangan akan jauh lebih besar daripada mencegahnya terjadi.

Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version