ITS Rancang Modul Nusantara untuk Kenalkan Mahasiswa dengan Budaya Majapahit

Jakarta:  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang Modul Nusantara untuk mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) agar mengenal lebih dekat mengenai budaya Majapahit. Program ini untuk mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
 
Direktur Pendidikan ITS, Siti Machmudah menyampaikan, pada tahun ini ITS menerima 108 mahasiswa PMM yang berasal dari 37 perguruan tinggi di Indonesia. Program ini diorientasikan untuk menghasilkan lulusan berkualitas, kerja sama dengan mitra perguruan tinggi lain, menghasilkan inovasi pembelajaran, dan peningkatan pemahaman penghargaan kebhinekaan di Indonesia melalui Modul Nusantara.
 
Machmudah, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa para mahasiswa PMM tersebut akan mengikuti isi modul Nusantara. Modul tersebut akan mengeksplor peradaban Majapahit dengan memahami dan mengaktualisasikan budaya peradaban Majapahit sebagai bagian dari jati diri bangsa dan harapannya mampu melakukan reka ulang jejak-jejak peradaban Majapahit.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Dengan itu, mahasiswa diharapkan bisa termotivasi mengeksplorasi sains dan peradaban di daerahnya masing masing,” tuturnya dalam siaran pers, Rabu, 31 Agustus 2022

Rancangan Dosen dan Mahasiswa

Menurut dosen Departemen Teknik Kimia ini, Modul Nusantara tersebut merupakan hasil rancangan lima dosen dan lima mahasiswa ITS. Sehingga selama satu semester ke depan, para mahasiswa PMM akan mengikuti serangkaian kegiatan pengenalan budaya dari modul tersebut dan menjalankan perkuliahan seperti biasanya.
 
Secara teknis, setiap Senin para mahasiswa PMM akan melaksanakan pertemuan serta setiap Sabtu dan Minggu akan dibagi menjadi lima kelompok untuk menjalankan kegiatan.  Terdapat empat jenis kegiatan utama, yakni kebinekaan, kegiatan ini dilakukan sebanyak 14 kali selama satu semester berjalannya program.
 
Aktivitas yang dilakukan adalah kunjungan dan mengidentifikasi permasalahan di Museum Trowulan, bangunan artefak, hutan obat, Gunung Kelud, dan Laboratorium Kelautan (maritim). “Kegiatan ini dibagi menjadi eksplorasi bangunan, maritim, rempah dan bencana,” sebutnya.
 
Kemudian kegiatan inspirasi, yakni bertujuan untuk menstimulasi inspirasi bagi mahasiswa yang diperoleh dari percakapan dan diskusi-diskusi dengan tokoh-tokoh inspiratif daerah.  Machmudah menjelaskan, para mahasiswa akan menjelajah sejarah Majapahit lebih dalam dengan menemui para ahli.
 
Seperti ahli epigrafi untuk mempelajari bahasa dan huruf yang digunakan saat itu dan belajar di Museum Trowulan.  Selanjutnya kegiatan ketiga yaitu, refleksi.
 
Kegiatan ini dilakukan sebanyak tujuh kali dalam satu semester berjalannya program. Mahasiswa PMM akan mempresentasikan hasil kunjungan dan kegiatan dalam bentuk poster, video vlog, dan laporan.
 
Terakhir yakni kegiatan kontribusi sosial, para mahasiswa PMM akan menampilkan hasil karya mereka dalam acara festival nusantara dan dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-62 ITS.
 
Dikatakan Machmudah, banyak hal yang harus diketahui masyarakat Indonesia terkait Majapahit, karena nilai-nilai yang diterapkan di Indonesia saat ini merupakan nilai-nilai yang sebelumnya ada di era Majapahit. Seperti bendera merah putih dari buku Negara Kertagama dan Bhinneka Tunggal Ika dari kitab Sutasoma.
 
Ia berharap para mahasiswa PMM dapat menjalani perkuliahan di ITS dengan lancar dan meningkatkan rasa nasionalisme mereka. “Semoga program ini berguna bagi mereka,” pungkasnya. 

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version