Merdeka.com – Cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) menjadi salah fokus untuk memberikan perlindungan kesehatan secara menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut, meski memiliki tantangan dalam mencapai predikat UHC, seluruh pihak didorong untuk membangun kolaborasi yang kuat.
Dalam implementasi Program JKN, Ghufron menjelaskan BPJS Kesehatan telah berfokus terhadap customer journey dan provider journey. Menurutnya, kepuasan peserta saat mengakses pelayanan menjadi sangat penting dalam mengukur tingkat keberhasilan Program JKN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Jalan menuju UHC di Indonesia masih menjadi tantangan, karena harus memenuhi beberapa aspek, diantaranya memastikan seluruh penduduk Indonesia terjamin Program JKN, dapat menyediakan paket manfaat pelayanan kesehatan yang komprehensif dan melindungi masyarakat dari pengeluaran kesehatan yang tinggi,” kata Ghufron dalam kegiatan Healthcare Reboot: Post-Pandemic Strategies and Investment Opportunities,”Kamis (11/8).
Dirinya menjelaskan, untuk menghadapi tantangan tersebut, BPJS Kesehatan terus memperkuat kemitraan melalui kolaborasi dengan seluruh mitra kerja Program JKN untuk bersama-sama menghadirkan Program JKN yang kian prima. Bukan hanya dari sisi kualitas pelayanan, ia menyebut kolaborasi yang dibangun juga menyasar kepada seluruh mitra demi meningkatkan cakupan kepesertaan Program JKN sehingga bisa mencapai predikat UHC di tahun 2024 mendatang.
Selain itu, dengan penguatan kolaborasi yang dilakukan, hal tersebut telah menciptakan perkembangan layanan di berbagai sektor, seperti integrasi di bidang keuangan, integrasi layanan dengan stakeholder serta integrasi dengan mitra fasilitas kesehatan.
“Salah satu contohnya dalam perluasan saluran pembayaran. Kerja sama dengan mitra perbankan di pusat maupun di daerah telah menciptakan kemudahan bagi peserta untuk melakukan pembayaran iuran melalui layanan yang bisa diakses melalui seluler hingga menempatkan ATM di kantor cabang BPJS Kesehatan. Bukan hanya itu, kini sudah terdapat lebih dari 700 ribu saluran pembayaran yang bisa dimanfaatkan peserta untuk melakukan pembayaran iuran,” kata Ghufron.
Di sisi pelayanan, BPJS Kesehatan juga telah memperkuat kemitraan dengan seluruh fasilitas kesehatan untuk mengintegrasikan layanan yang bisa diakses oleh peserta, seperti layanan telekonsultasi yang jumlah pemanfaatannya sudah 12,8 juta pemanfaatan per 31 Desember 2021. Selain itu, pemanfaatan layanan antrean online melalui Mobile JKN di fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat rujukan. Menurutnya, layanan yang bisa diakses dalam aplikasi Mobile JKN sangat memudahkan peserta untuk mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
“Oleh karena itu, dukungan dari seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk bersama-sama mewujudkan capaian UHC di Indonesia. Sehingga nantinya seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan jaminan kesehatan secara menyeluruh dan dapat mengakses pelayanan kesehatan yang prima di seluruh fasilitas kesehatan,” sambung Ghufron.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula sebagai pembicara Ketua Indonesia Health Economics Association (InaHEA), Hasbullah Thabrany dan Pakar Kesehatan Masyarakat sekaligus Ketua Asosiasi Ahli Asuransi Kesehatan Indonesia, Rosa Ginting.
[hrs]
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.