Connie Ang, Memimpin Kendali Berbagai Transformasi Danone Indonesia

Connie Ang, CEO Danone Indonesia (Foto theceomagazine).

Pandemi membawa berbagai dampak, baik terhadap masyarakat maupun terhadap bisnis secara keseluruhan. Dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang melanda, khususnya saat pandemi, selain peran aktif pemerintah, masyarakat juga mengharapkan kontribusi sektor swasta untuk membantu penanganan masalah kesehatan dan pandemi.

Bagi Danone Indonesia, kondisi ini sangatlah relevan dan sejalan dengan misinya, yakni “Membawa Kesehatan ke Sebanyak Mungkin Orang”, serta visinya, yakni “One Planet One Health”, yang mengandung kesinambungan antara kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. “Untuk itu, misi dan visi kami menjadi semakin relevan daripada sebelumnya,” ujar Connie Ang, CEO Danone Indonesia.

Danone Indonesia pun berkomitmen menjadi pemain aktif dalam membantu masyarakat melalui akses ke produknya, yakni hidrasi sehat dan nutrisi, inovasi produk, ataupun inisiatif keberlanjutan dan sosial yang dilakukannya.

Dalam hal keberlanjutan bisnis, perubahan cara kerja dan kebutuhan konsumen menuntut organisasi dapat beradaptasi dan bertransformasi, karena banyak sekali cara kerja yang sudah tidak relevan akibat perubahan pascapandemi. Untuk itu, transformasi kepemimpinan yang berkaitan dengan budaya kerja dalam organisasi, hingga transformasi dalam hal sistem yang berbasis data dan digitalisasi, baik secara internal dan eksternal, menjadi fokus Danone Indonesia.

Bagaimana strategi yang diterapkan Connie untuk menghadapi tantangan di atas, baik terhadap aspek leadership, kesehatan karyawan, maupun aspek bisnis? Connie menjelaskan, pada aspek leadership, ia percaya bahwa dalam menjawab tantangan yang ada, transformasi adalah kuncinya dan dapat dimulai secara internal. Pasalnya, bisnis membutuhkan lebih banyak kecepatan, kelincahan, dan akurasi. “Tim berkinerja tinggi atau high performing team diperlukan untuk menetapkan budaya dan cara kerja baru,” katanya.

Pada aspek kesehatan karyawan, kesehatan dan keselamatan 15 ribu karyawannya adalah prioritas utama bagi Danone. Karena itu, pihaknya terus bekerja dalam mempersiapkan berbagai rencana dan kemungkinan mitigasi untuk memastikan perusahaannya dapat mempertahankan organisasi dan operasi bisnisnya melalui pembentukan task force. Lalu, pembentukan program kesehatan bernama Healthitude, peningkatan fasilitas dan teknologi di tempat kerja, serta peluncuran Danone Space Jakarta sebagai kantor pusatnya yang baru.

Lebih jauh, untuk melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan serta masyarakat selama pandemi Covid-19, Danone Indonesia membantu menyukseskan program vaksinasi di 160 pusat vaksin di 29 kota besar di Indonesia. Danone Indonesia pun telah menyalurkan bantuan sebesar Rp 56 miliar untuk pengadaan alat-alat medis, keperluan hidrasi dan nutrisi, serta ambulans.

Pada aspek bisnis, Connie percaya pada misi dan visi perusahaannya yang secara jelas menetapkan arahan baginya untuk bergerak dan bagaimana cara mencapainya. Maka, tindakan perusahaannya untuk berkontribusi dalam menyediakan akses kesehatan dan gizi bagi masyarakat Indonesia menjadi lebih relevan daripada sebelumnya. Sebagai sebuah bisnis, pihaknya memastikan semua produknya dapat diakses di pasar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Indonesia, terutama anak-anak sebagai audiens paling rapuh di era pandemi.

Dalam sisi transformasi internal, perusahaannya juga melakukan beberapa tindakan. Antara lain, berinvestasi pada inovasi produk, digitalisasi, dan teknologi; melakukan transformasi data dengan fokus membangun fondasi data dengan berinvestasi pada talenta data, infrastruktur data, dan tata kelola data; serta mengembangkan sumber daya manusia.

Selain itu, perusahaannya juga fokus pada transformasi digital, tidak hanya untuk sistem internalnya tetapi juga pada bagaimana pihaknya melayani konsumen di setiap aspek titik kontak konsumen. Termasuk pada platform digital seperti visibilitas toko resminya di e-commerce, dan layanan pelanggan 24 jam/7 hari yang dapat diakses melalui telepon atau media sosial.

“Dalam menjawab tantangan yang ada, transformasi adalah kuncinya dan dapat dimulai secara internal karena bisnis membutuhkan lebih banyak kecepatan, kelincahan, dan akurasi.”

Connie Ang, CEO Danone Indonesia

Dalam mengeksekusi berbagai strategi tersebut, Connie mengandalkan timnya. “Saya memiliki tim yang hebat. Mereka melakukan pekerjaan mereka,” katanya. Kemudian, mencari sinergi. Dan ketika memiliki sinergi, pihaknya bisa mencari pembelajaran lintas bisnis.

“Salah satu hal penting bagi saya sebagai seorang pemimpin, bagaimana saya menciptakan lingkungan yang aman di mana orang dapat mengatakan apa yang ingin mereka katakan, hal-hal yang sulit, hal-hal yang sulit dan berani sehingga membuat lingkungan aman,” ungkapnya.

Bagaimana hasilnya? Connie menjelaskan, pertama, berbagai transformasi bisnis, baik secara internal maupun eksternal, khususnya dalam hal data dan digitalisasi, memudahkannya menjangkau konsumen secara lebih luas dan tepat.

Data yang lengkap dan akurat yang dimilikinya membantu bisnis untuk memperkirakan kebutuhan konsumen, termasuk bagaimana cara menjangkau mereka melalui saluran penjualan, tidak hanya secara offline tapi juga secara online, seperti halnya penjualan via e-commerce atau marketplace.

“Kami juga terus berkomitmen untuk melengkapi pelayanan bagi konsumen di semua saluran digital, dengan menjadi Careline pertama di Indonesia yang hadir secara multichannel seperti dalam saluran WhatsApp, website, call center, dan media sosial yang dapat diakses secara 24/7 dengan biaya yang gratis,” tutur Connie.

Kedua, seiring dengan proses adaptabilitas yang dilakukan, dimulai dari pandemi dan budaya high performing team yang diusung, Danone Indonesia secara organisasi telah memiliki sistem pengelolaan karyawan yang sistematis dan berbasis pemberdayaan dengan memercayai peran para pemimpin untuk dapat memimpin anggota tim, serta kontribusi aktif seluruh karyawan.

Ketiga, secara model bisnis, Danone Indonesia masih tetap fokus menyediakan hidrasi dan nutrisi yang sehat bagi masyarakat Indonesia. Keempat, menjalankan bisnis yang berkelanjutan menjadi prioritasnya yang dibuktikan melalui berbagai rangkaian inisiatif baik dalam hal perlindungan karyawan, hingga membawa dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat. Selama tahun 2021, perusahaan ini memperoleh berbagai pengakuan dan penghargaan atas berbagai inisiatif yang dijalankannya.

Untuk proyeksi pada 2022, perusahaan dengan kisaran revenue di atas Rp 10 triliun per tahun ini memiliki beberapa fokus. Pertama, pertumbuhan dan investasi yang menguntungkan berkelanjutan atau sustainable profitable growth, berinvestasi kembali kepada karyawan untuk membangun pemimpin di area kantor dengan memberi mereka lingkungan untuk berkembang.

Bicara kesiapan menghadapi era bisnis baru, Connie mengungkapkan, pihaknya siap menyambut era bisnis baru di masa depan karena ia selalu melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan kesiapan bisnisnya. “Evaluasi merupakan bagian penting dari peningkatan kualitas. Dan, bila dilakukan dengan baik, dapat membantu memecahkan masalah, menginformasikan pengambilan keputusan, dan membangun pengetahuan,” ungkapnya.

Evaluasi datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dengan tujuan utama: membantunya mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, tentang cara terbaik untuk meningkatkan atau menyesuaikan prioritas bisnis maupun operasionalnya sesuai dengan kebutuhan untuk beradaptasi dengan era pascapandemi. “Hal ini juga merupakan salah satu inisiatif kami dalam melakukan eksekusi strategi yang sangat baik dengan konsisten untuk mencapai hasil dengan proses yang disiplin,” kata Connie. (*)

Dede Suryadi dan Herning Banirestu


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version