Banjir Parigi Moutong Renggut Tiga Nyawa, Ratusan Orang Mengungsi

Merdeka.com – Banjir di Desa Torue dan sekitarnya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian materil dan merenggut nyawa. Berbagai pihak berjibaku menanggulangi bencana. Salah satunya TNI-Polri dengan membuka dapur umum.

“Sejak hari pertama pascabanjir kami turun melakukan penanganan terhadap korban yang terdampak, dan turut mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan warga terdampak,” kata Komandan Kompi I Batalyon B Pelopor Brimob Polda Sulteng IPTU Bakhdar di Torue, Parigi Moutong, Minggu (31/7).

Tiga warga meninggal dalam peristiwa alam yang terjadi pada Kamis (28/7), dan empat orang masih dalam pencarian.

Berdasarkan perkembangan kaji cepat per Sabtu (30/7), kurang lebih 1.800 jiwa dari 450 kepala keluarga terdampak. Bencana itu juga mengakibatkan kurang lebih 357 mengungsi untuk sementara waktu.

Sebanyak 450 unit rumah terdampak, yang mana sembilan di antaranya rusak berat dan 33 lainnya rusak ringan hingga sedang.

Kemudian dua tempat ibadah, Kantor Desa Torue, Kantor Camat Torue, kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat dan tempat pelelangan ikan juga terdampak banjir dengan tinggi muka air antara 30 hingga 90 sentimeter.

Adapun kondisi saat ini banjir telah surut. Jalan lintas Trans Parigi menuju Poso maupun sebaliknya sudah dapat dilalui kendaraan dan warga yang mengungsi sebagian telah kembali ke rumah masing-masing. Dikutip dari Antara.

Sebanyak 68 personel Brimob dikerahkan membantu percepatan penanggulangan pascabencana, sekaligus bahu membahu melakukan giat bakti sosial Brimob untuk negeri.

Dalam operasi itu, Polda Sulteng turut menurunkan satu unit mobil food truck atau dapur lapangan, yang dapat melayani hingga 200 jiwa sekaligus dengan makanan siap saji setiap waktu.

“Kami bekerja sama dengan TNI dan pihak lainnya mendata seluruh korban terdampak, setelah itu kami mengantarkan mereka makanan, posko ini terbuka untuk warga dan kami siap melayani,” tutur Bakhdar.

Selain itu, Polda Sulteng dan Polres Parigi Moutong juga menyiagakan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu proses identifikasi jika sewaktu-waktu korban yang sedang dalam pencarian tim SAR gabungan sudah ditemukan.

“Sekaligus yang disiagakan adalah ambulans bila ada warga maupun relawan yang sakit,” ujar Bakhdar.

Penanggungjawab Posko Kesehatan Korem 132/Tadulako Letda Yakobus Peraru mengemukakan, pihaknya menyediakan dokter umum untuk membantu korban terdampak yang mengalami gangguan kesehatan.

“Kamis di sini buka posko kesehatan didukung dokter umum dan obat-obatan untuk membantu korban bencana,” ucap Yakobus

Ia mengemukakan, posko kesehatan Korem 132/Tadulako beroperasi selama masa tanggap darurat berlangsung.

“Selain posko kesehatan, kami juga diperintahkan membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga maupun relawan,” demikian Yakobus.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memastikan penanganan darurat banjir bandang berjalan efektif, dan memprioritaskan keselamatan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga.

“Kami ingin memastikan penanganan darurat bencana banjir bandang di Parigi Moutong berjalan dengan baik. Kami juga ingin memastikan keselamatan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi yang terdampak menjadi prioritas utama,” kata Suharyanto.

[cob]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!