68 Hektare Lahan Aceh Terbakar Selama Kemarau

Banda Aceh: Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat seluas 68 hektare lahan dilaporkan terbakar selama Juli 2022. Sejumlah lahan tersebut terbakar di tengah musim kemarau basah yang melanda wilayah provinsi paling barat Indonesia itu.
 
“Semua kebakaran lahan ini masih bisa tertangani, api dengan cepat berhasil dipadamkan petugas di lapangan,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Selasa, 26 Juli 2022.
 

Pusdatin BPBA mencatat 24 kali kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Aceh sepanjang Juli 2022, dengan total lahan terbakar seluas 68 hektare.
 
Puluhan hektare lahan tersebut tersebar di sejumlah kabupaten di ‘Tanah Rencong’ itu meliputi Aceh Selatan, Aceh Besar, Aceh Singkil, Gayo Lues, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bener Meriah, Aceh Barat Daya dan Aceh Jaya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Paling dominan kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Besar.
 
Ilyas mengatakan umumnya kejadian karhutla disebabkan oleh ulah manusia. Masih banyak masyarakat membuka lahan baru dengan cara membakar hutan sehingga menyebabkan karhutla yang meluas.
 
“Mengingat 80 persen karhutla disebabkan oleh ulah manusia, maka kita menghimbau agar masyarakat tidak membakar hutan untuk membuka lahan baru,” jelasnya.
 
Selain itu BPBA juga mengajak partisipasi semua pihak, termasuk masyarakat dalam usaha penanganan karhutla. Saat ini kerjasama semua pihak untuk saling mengedukasi sangat dibutuhkan untuk langkah pencegahan karhutla.
 
Apalagi, kata dia, siapapun dapat dikenakan pasal berlapis jika kedapatan membakar lahar lahan, mulai dari pasal 187,188 KUHP, pasal 98,99 dan 108 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 
“Dan juga para pelaku bisa dikenakan pasal 108 Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan. Dari semua aturan itu, pelaku diancam hukuman penjara 12 tahun dan denda Rp10 miliar,” ungkapnya.
 
Tidak hanya karhutla, bencana alam lain juga terjadi di Aceh selama periode yang sama, seperti angin puting beliung, banjir luapan, abrasi, dan kebakaran permukiman, demikian Ilyas.
 
 
 

(DEN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!