3 Strategi Sederhana Jokowi Jaga Ekonomi saat Pandemi Covid-19

Jakarta: Krisis ekonomi bukan hanya dirasakan bangsa Indonesia di masa pandemi covid-19 selama lebih dari dua tahun ini. Hal ini turut dirasakan secara global. 
 
Mengambil kebijakan makro atau mikro tidaklah cukup. Ada hal yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar ekonomi Indonesia tetap terjaga. Terutama menyambut Hari Kemerdekaan ke-77 RI ini.

Jaga konsumsi masyarakat

“Paling penting kita jaga konsumsi masyarakat. Golongan terbawah yang daya belinya menurun harus kita suntik dengan bantuan sosial,” tutur Presiden Indonesia, Joko Widodo, saat diwawancarai khusus wartawan Media Group Network (MGN), memperingati Hari Kemerdekaan ke-77 RI, pekan ini.
 
Jokowi menyebut situasi global saat ini sangat sulit. Menurut perhitungannya, 2023 tidak dapat diprediksi. Apalagi jika banyak negara mengalami resesi.

Memprioritaskan petani

Petani menjadi salah satu perhatian pemerintah. Infrastruktur yang dibangun untuk mendukung petani meliputi bendungan, embung, dan irigasi. Dan itu membuahkan hasil saat indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) karena telah swasembada beras selama tiga tahun terakhir.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Dalam tujuh tahun ini kita menyelesaikan 29 bendungan. Akhir tahun ini tambah sembilan, jadi total 38 bendungan. Pada 2024, bertambah lagi. Total kita punya tambahan 61 bendungan sejak 2015. Ditambah 4.500 embung dan jaringan irigasi seluas 1,1 juta hektare,” tutur jokowi.

Melakukan hilirisasi

Selain itu, Jokowi beranggapan hilirisasi menjadi langkah yang tepat untuk dilakukan saat krisis global. Dengan hilirisasi yang dilakukan dapat meningkatkan ekspor barang jadi yang dapat meningkatkan nilai ekspor.
 
“Tiga tahun lalu, ekspor nikel hanya USD1,1 miliar, atau Rp16 triliun. Setelah berhenti ekspor nikel mentah 2021 ekspor barang jadi USD20,8 miliar atau hampir Rp300 triliun.”
 
Baca: 5 Strategi Pemerintah untuk APBN 2023
 
Menurut Jokowi hilirisasi juga dapat dilakukan pada  bauksit, tembaga, dan timah. Saat ini pemerintah sedang menunggu momentum dan memastikan smelter siap. 
 
Upaya ini diharapkan membuat neraca perdagangan dan devisa bangsa lebih baik, sehingga berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.
 

(UWA)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!