Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Invasi Rusia ke Ukraina akan semakin masif. Presiden Vladimir Putin sudah menyetujui dekrit untuk meningkatkan jumlah tentara yang ditempatkan di Ukraina dari 1,9 juta menjadi 2,04 juta tentara, Kamis (26/8/2022).
Vladimir Putin mengambil keputusan tersebut setelah bulan lalu Direktur Badan Intelijen AS (CIA), William Burns mengatakan ada 15.000 tentara Rusia yang tewas selama menggelar operasi militer di Ukraina.
Khawatir armada perangnya melemah, membuat Putin berambisi untuk meningkatkan personel militernya pada 1 Januari 2023 mendatang demi mempercepat invasi dan merebut ibukota Kyiv.
Dalam dekrit tersebut Putin tidak merinci bagaimana peningkatan jumlah personel akan dilakukan.
Namun menurut informasi yang dikutip dari The Guardian guna mendukung rencana tersebut nantinya pemerintah Rusia akan menggelontorkan anggaran yang sesuai untuk para anggota militer.
“Moskow sejauh ini memilih untuk tidak mengumumkan mobilisasi umum, baru-baru ini mengintensifkan upayanya untuk merekrut tentara baru, melalui apa yang oleh beberapa ahli disebut sebagai mobilisasi rahasia”. jelas Pavel Luzin, ahli militer Rusia.
Kebijakan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Rusia.
Sebelumnya, pada tahun 2017 lalu Putin dilaporkan telah meningkatkan jumlah armada perangnya dengan menambahkan 13.698 personel militer dan 5.357 non-kombatan.
Baca juga: Penasihat Spiritual Vladimir Putin Lolos Dari Ledakan Bom Mobil, Tapi Putrinya Tewas Terbakar
Untuk mendukung perluasan tersebut, sebagian wilayah di seluruh Rusia kini mulai membentuk batalyon sukarelawan untuk menampung tentara baru yang berusia 18 hingga 60 tahun
Pemerintah Rusia juga akan menerjunkan kelompok tentara bayaran Wagner untuk memperkuat pasukan garis depan Rusia saat Kremlin menghadapi kekurangan pasukan.
Baca juga: Kedutaan Rusia Kecam Klaim AS soal Kejahatan Perang, Sebut sebagai Tuduhan Palsu
Dengan adanya penambahan personel membuat publik berasumsi bahwa Rusia tidak akan mengakhiri invasinya di Ukraina dalam waktu dekat.
Menanggapi rencana Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah untuk merebut kembali wilayah timur dan selatan Ukraina yang hilang dan mengesampingkan pembicaraan damai dengan Rusia.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.