Sengaja Ditutup-tutupi, Ternyata Ini Penyebab Kematian Soekarno!

2 menit

Lebih dari setengah abad Sang Proklamator wafat, namun misteri penyebab kematian Soekarno masih sering diperdebatkan publik.

Soekarno menghembuskan nafas terakhir pada Minggu, 21 Juni 1970, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta di usianya yang ke-69 tahun.

Sebelum itu, Soekarno sempat menjalani perawatan di Wina, Austria, pada 1961 dan 1964 karena dinyatakan mengidap gangguan ginjal.

Dari situlah kemudian masyarakat meyakini presiden Soekarno meninggal dunia karena sakit, terlepas di akhir hayatnya ia diasingkan oleh rezim Orde Baru.

Kabar mencengangkan datang dari Didi Mahardika, cucu Soekarno, yang menyebutkan bahwa sang kakek meninggal karena dibunuh.

Lantas, apakah penyebab kematian Soekarno yang sebenarnya benar-benar karena dibunuh seperti apa yang diungkapkan oleh Didi?

Penyebab Kematian Soekarno yang Sebenarnya

Melalui kanal YouTube V Entertainment.id, Didi Mahardika menyebut bahwa penyebab kematian Soekarno adalah karena dibunuh di Wisma Yasoo.

“Aku tambahin dikit, Mas, tidak hanya diasingkan, tapi di situlah bapak kita, Bapak Bangsa, Bapak Proklamator kita, yang memperjuangkan kita semua, dibunuh di situ, dibunuh, iya, harus banyak yang tahu,” ungkap Didi.

Didi turut menyebut bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kematian Soekarno sengaja ditutup-tutupi.

Seperti halnya Wisma Yaso yang menjadi saksi peristirahatan Bung Karno, namanya kemudian diubah menjadi Museum Satriamandala.

Detik-Detik Soekarno Tutup Usia

Sidarto Danusubroto selaku mantan ajudan Soekarno membeberkan kesaksian pada tahun-tahun terakhir Sang Proklamator hidup sebagai tahanan di Wisma Yaso.

Menurutnya, Soekarno tidak mendapatkan perawatan yang layak di tengah sakit yang ia derita.

“Pada saat bulan-bulan terakhir mendampingi beliau, kondisi kesehatan Bung Karno memang mulai memburuk. Dan saya sampaikan pada Kapolri waktu itu bahwa yang diperlukan Bung Karno saat itu adalah dokter yang merawat, bukan ajudan lagi,” ungkap Sidarto.

Ada 16 Juni 1970 Soekarno dilarikan ke RSPAD karena kondisinya menurun, lalu pada tanggal 20 Juni sekitar pukul 20.30 WIB kondisinya memburuk.

Ia ditempatkan di sebuah kamar dengan penjagaan berlapis.

Setelah itu Soekarno mengalami koma. Mahar Mardjono, dokter yang menangani, tampaknya sudah mafhum dan menghubungi anak-anak Soekarno.

Anak-anaknya berkumpul di RSPAD Gatot Soebroto pada Minggu, 21 Juni 1970, pukul 06.30 WIB.

Di detik-detik akhir hayat Soekarno, anak-anaknya mengucapkan takbir. Megawati kemudian membisikkan kalimat syahadat ke telinga Soekarno.

Kalimat yang diucapkan tak sampai selesai, Soekarno hanya mampu mengucap “Allah”.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya LRT City Cibubur!

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

error: Content is protected !!
Exit mobile version