redaksiutama.com – Jakarta, CNBC Indonesia– Resesi 2023 yang diprediksi akan terjadi karena dipicu kenaikan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia, menimbulkan banyak kekhawatiran, khususnya bagi investor.
Bagaimana tidak, akibat prediksi soal hantu resesi di dunia telah memunculkan pemikiran bahwa “cash is the king” pada tahun depan.
Namun jangan salah, beberapa manajer investasi justru beranggapan kalau tahun depan tetap ada kesempatan buat investor cari cuan di pasar modal.
Chief Investment Officer PT Mandiri Manajemen Investasi Ernawan R. Salimsyah mengungkapkan, kondisi Indonesia tahun ini, dan tahun depan diprediksi masih lebih baik dibandingkan pada keadaan di 2008.
“Indonesia akan bertumbuh dari komoditas. Dan juga konsumsi di dalam negeri besar. Hanya saja, investor bisa menyesuaikan keperluannya dalam berinvestasi,” jelas Ernawan dalam Road CNBC Indonesia Awards 2022, Jumat (14/10/2022).
Menurutnya, bagi investor yang siap dengan investasi jangka panjang, bisa memilah aset yang berkualitas, namun kalau yang berdurasi pendek, bisa memilih obligasi.
Hal ini juga diamini oleh Herdianto Budiarto Direktur Ciptadana Asset Management menurutnya kondisi saat ini memang sudah jauh lebih baik. Ditambah lagi setelah 10 tahun terakhir komoditas berada pada siklus bawah, kini mulai menanjak dan masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan keuntungannya.
“Memang pada 2023 ini kita lebih banyak mendengar berita buruk, hanya saja investasi ini kan bisa dilihat sebagai gelas yang setengah penuh atau setengah kosong,” tegas Herdianto dalam kesempatan yang sama.
Namun Herdianto menyarankan agar jangan ikuti “mood market” yang diperkirakan akan sangat merepotkan. Menurutnya yang lebih penting adalah melihat aset yang berkualitas dan likuiditas yang kuat.
“Jangan sampai terjebak pada barang yang bagus, namun tidak likuid,” pungkas Herdianto.