Bisnis  

Investor Muda, Simak 3 Tips Ini agar Investasimu Tepat Sasaran

redaksiutama.com – CEO UOB Asset Management Indonesia Ari Adil berbagi tips berinvestasi untuk generasi muda Indonesia yang sejak pandemi Covid-19 mulai menyadari pentingnya berinvestasi.

Pasalnya dengan berinvestasi berarti memiliki proteksi untuk menghadapi kondisi yang tiba-tiba memburuk seperti pandemi Covid-19.

Terlebih, saat ini berinvestasi sangat mudah melalui platform-platform digital. Generasi muda pun dapat dengan mudah mempelajari investasi dari sumber-sumber informasi yang bisa didapatkan secara daring.

“Terbukti Desember 2020 itu investor pasar modal atau reksa dana 3,7 juta tapi sekarang reportnya KSEI angka Juni itu 5,7 juta, jadi hampir dua kali lipatnya. Jadi itu terbukti bahwa pada saat pandemi itu orang memang ingin sekali berinvestasi,” ujarnya saat acara UOB Wealth Fair 2022 di Mal Gandaria City, Jakarta , Kamis (25/11/2022).

Namun, peningkatan jumlah investor ini harus diiringi dengan edukasi mengenai investasi. Sebab, investasi tidak akan berjalan baik jika dilakukan dengan asal-asalan tanpa ilmu yang mumpuni.

Untuk itu, Ari memberikan beberapa tips dasar bagi generasi muda yang ingin memulai berinvestasi. Berikut tips-tips dari Ari:

1. Memiliki tujuan investasi dan mengetahui profil risiko

Ari mengatakan, saat memulai investasi tentu seorang investor perlu memiliki tujuan investasi agar memudahkan menentukan instrumen investasi yang akan digunakan.

Setelah mengetahui tujuan, maka generasi muda dapat mengetahui jangka waktu investasi dan seperti apa profil risikonya.

“Kalau misalkan kita punya tujuan investasi jangka waktunya masih panjang, kita bisa mengambil investasi yang memiliki risiko yang tinggi dibandingkan kalau kita ingin memiliki investasi dengan tujuan dalam jangka waktu yang pendek,” kata dia.

2. Pastikan produk dan platform investasi mendapatkan izin dari OJK

Setelah mengetahui tujuan dan profil risiko masing-masing, maka calon investor akan mulai mencari produk investasi di platform yang menyediakan layanan investasi.

Pada proses ini, investor perlu bersikap hati-hati dan betul-betul mendalami produk investasi yang akan dipilih. Terutama platform penyedia layanan investasi, pastikan paltform tersebut legal.

Pasalnya, saat ini banyak modus penipuan berkedok investasi dan berujung merugikan investor yang masih awam dalam berinvestasi.

“Produknya dan perusahaan yang mengeluarkan itu harus berlisensi OJK karena OJK itu adalah pihak yang memang meregulasi invetasi di pasar modal. Jadi itu yang harus dicermati,” ucapnya.

Selain itu, dia juga meminta agar calon investor muda untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dari pernyataan orang-orang yang terkenal di internet.

Sebab dalam berinvestasi, apa yang berhasil dilakukan satu investor belum tentu akan cocok dengan tujuan dan profil risiko investor lainnya.

“Jangan cuma ikut-ikutan ada tren-tren mungkin influencer ngomong apa dan segala macam karena belum tentu itu cocok sama kita,” tegasnya.

3. Banyak baca, belajar, dan monitor

Setelah berinvestasi di produk yang tepat, tidak kemudian kita tinggal bersantai-santai. Seorang investor, kata dia, tetap harus menerapkan read, learn, dan monitor agar investasinya berjalan lancar sampai tujuan.

Seorang investor harus sering membaca terkait perkembangan kondisi yang terjadi di pasar. Hal ini berguna agar investor dapat memikirkan keputusan apa yang akan diambil ke depannya sesuai dengan kondisi pasar.

Kemudian generasi muda juga perlu banyak belajar seputar investasi supaya dapat memastikan bahwa investasi yang sudah dilakukan sesuai tujuan atau ada yang perlu diperbaiki.

Selain itu, investor juga perlu memonitor produk investasi miliknya karena investasi perlu diarahkan sesuai dengan tujuan investasi.

“Jadi dengan monitor kita bisa tahu kita sudah capai di level mana sih. Kalau misal level kita agak menyimpang mungkin bisa mengambil instrumen yang lain. Jadi basically monitor ini juga perlu untuk kita selalu lakukan,” jelasnya.

error: Content is protected !!