Harga Minyak Bumi Sedikit Lebih Tinggi, Tapi Permintaan Melemah

Sabtu, 20 Agustus 2022 – 08:43 WIB

VIVA Bisnis – Minyak berjangka naik tipis dalam perdagangan yang fluktuatif pada akhir transaksi Jumat (Sabtu pagi WIB), 20 Agustus 2022, tetapi tetapi turun untuk minggu ini karena dolar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi akan melemahkan permintaan minyak mentah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 27 sen atau 0,3 persen, menjadi menetap di 90,77 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 13 sen atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada 96,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Untuk minggu ini, patokan minyak mentah AS turun 1,4 persen, sementara Brent turun 1,5 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Harga minyak turun 1,5 persen untuk minggu ini karena kegelisahan resesi.

Pengeboran minyak bumi

Photo :

Minyak sempat melonjak di tengah komentar Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin yang mengatakan dorongan untuk menaikkan suku bunga juga perlu diimbangi dengan dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian. Tetapi minyak mentah memangkas kenaikannya karena kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga yang akan datang menetap kembali.

Penguatan dolar AS mencapai level tertinggi lima minggu, yang juga membatasi kenaikan minyak mentah karena membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

“Meskipun kompleks minyak telah mampu mengabaikan dolar yang kuat pada setiap sesi tertentu, tren dolar yang kuat yang diperpanjang akan menimbulkan hambatan besar terhadap kenaikan harga minyak yang berkelanjutan,” Jim Ritterbusch, dari perusahaan penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates, mengatakan dalam sebuah catatan.

Pasokan minyak diperketat

Haitham Al Ghais, sekretaris jenderal baru Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan kepada Reuters bahwa dia optimis tentang permintaan minyak hingga 2023. OPEC ingin memastikan Rusia tetap menjadi bagian dari kelompok OPEC+, kata Al Ghais menjelang pertemuan 5 September.

Pasokan bisa diperketat lagi ketika pembeli Eropa mulai mencari pasokan alternatif untuk menggantikan minyak Rusia menjelang sanksi Uni Eropa yang berlaku mulai 5 Desember. “Kami menghitung Uni Eropa perlu mengganti 1,2 juta barel per hari impor minyak mentah Rusia melalui laut dengan minyak mentah dari wilayah lain,” kata konsultan FGE dalam sebuah catatan.

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version