Etnis Serbia di Kosovo Jadi Sasaran Serangan, Begini Reaksi Presiden Serbia

1 Agustus 2022 09:30 WIB

Presiden Serbia meminta semua pihak berusaha menjaga perdamaian ditengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Kosovo dengan etnis Serbia

BELGRADE, JITUNEWS.COM – Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah mengeluarkan permohonan perdamaian ditengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Kosovo dengan warga etnis Serbia yang tinggal di wilayah Kosovo. Namun, dia juga bersumpah akan berjuang sampai mati jika etnis Serbia yang tinggal di wilayah Kosovo menjadi sasaran serangan.

“Atmosfer telah memanas, dan Serbia tidak akan mengalami kekejaman lagi,” kata Vucic di Belgrade, pada Minggu (31/7) dikutip RT.com.

“Permohonan saya kepada semua orang adalah tetap berusaha menjaga perdamaian dengan cara apa pun. Saya meminta orang-orang Albania untuk sadar, orang-orang Serbia tidak terprovokasi, tetapi saya juga meminta perwakilan dari negara-negara kuat dan besar, yang telah mengakui apa yang disebut kemerdekaan Kosovo, untuk sedikit memperhatikan hukum internasional dan kenyataan di lapangan dan tidak membiarkan lingkungan mereka menyebabkan konflik,” tambahnya.

Rusia Persilahkan PBB Gelar Investigasi soal Pemboman Fasilitas Tawanan Perang Ukraina

Komentar Vucic muncul ketika pemerintah Kosovo berencana menerapkan undang-undang kontroversial yang mengharuskan etnis Serbia yang tinggal di wilayah yang disengketakan untuk mengganti pelat kendaraan bermotornya dengan pelat nomor Kosovo, mulai Senin (1/8). Pemerintah Kosovo juga mungkin memerlukan penggantian jenis lain dari dokumen yang dikeluarkan oleh oleh pemerintah Serbia, seperti kartu identitas, dan akan membuat upaya baru untuk melarang masuk atau mengeluarkan surat sementara untuk turis dengan dokumen atau plat nomor yang dikeluarkan oleh negara tetangganya itu.

Pada Minggu (31/7) lonceng gereja berbunyi di seluruh bagian utara wilayah Kosovo, ditengah laporan bahwa militan etnis Albania berkumpul untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap etnis Serbia yang masih tinggal di wilayah itu, sama seperti yang terjadi pada tahun 2004 silam.

Presiden Serbia bulan lalu mengklaim bahwa kebijakan pendataan ulang dokumen yang diinisiasi oleh pemerintah Kosovo adalah bagian dari upaya untuk memaksa sisa-sisa etnis Serbia keluar dari negara itu. Vucic menyebut langkah itu sebagai “Badai baru,” mengacu pada operasi militer Kroasia pada tahun 1995 yang memaksa sebagian besar orang Serbia melarikan diri dari wilayah Kroasia.

Vladimir Putin Ungkap Kapan Rudal Hipersonik Zirkon Mulai Digunakan oleh AL Rusia


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!