Balas Sanksi AS, Vladimir Putin Larang Militer Washington Lakukan Inspeksi Pada Senjata Nuklir Rusia

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menangguhkan perjanjian New Start 2010, dengan penangguhan tersebut kini AS tak lagi dapat mengunjungi situs senjata nuklir milik Rusia.

“Fasilitas nuklir yang tunduk pada inspeksi di bawah perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian New Start akan dikecualikan dari inspeksi atau pemeriksaan untuk sementara waktu.” jelas Kementerian Luar Negeri Rusia.

New Start sendiri merupakan lanjutan perjanjian pengurangan senjata strategis (START) yang ditandatangani pada tahun 1991 antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat, untuk membatasi jumlah produksi hulu ledak nuklir strategis, seperti rudal dan pembom hingga 1.550 buah.

Baca juga: Rusia Dituduh Luncurkan Roket ke PLTN Zaporizhzhia, Setelah PBB Peringatkan soal Bencana Nuklir

Namun seiring berjalannya waktu kedua negara ini akhirnya sepakat untuk kembali melanjutkan perjanjian kontrol senjata, tepatnya pada 2010 silam dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perang dingin serta menjaga keharmonisan antara Washington dan Moskow.

Namun setelah Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina, sejumlah negara barat termasuk AS mulai melayangkan sanksi ekonomi pada Rusia. Alasan inilah yang membuat Putin geram hingga pihaknya membatalkan kesepakatan New Start yang seharusnya rampung pada tahun 2026 mendatang.

Menurut Putin cara ini diambil negaranya untuk menghindari adanya indikasi kecurangan yang dilakukan Amerika dengan memanfaatkan kesepakatan New Start. Mengingat baru – baru ini AS dan Barat membatasi visa serta menutup ruang udara untuk pesawat Rusia, hal tersebut yang makin membuat Moskow kesulitan untuk melakukan inspeksi di tanah Amerika.

“Rusia kini terpaksa menggunakan tindakan ini akibat desakan keinginan Washington untuk secara implisit memulai kembali inspeksi pada kondisi yang tak mempertimbangkan realitas yang ada,” tambah pernyataan kementerian luar negeri Rusia, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Pengawas Nuklir Dunia Peringatkan Risiko Bencana akibat Serangan di Pembangkit Listrik Ukraina

Meski Rusia memisahkan diri dari perjanjian New Start, namun Putin mengatakan bahwa negaranya tidak akan meningkatkan anggaran militernya untuk memproduksi senjata-senjata baru. Tak hanya itu saja Putin juga berjanji bahwa pihaknya tidak akan mengarahkan senjata – senjatanya ke kawasan Eropa, kecuali Amerika Serikat melakukan serangan terlebih dahulu.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!