Akademisi: Berselancar Aman di Internet Membutuhkan Kompetensi Digital

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berselancar di internet membutuhkan kemampuan dan pemahaman digital agar kita dapat bertindak etis. Begitu juga tren transformasi digital yang kini tengah berlangsung, membutuhkan kompetensi literasi digital terkait netiket. Untuk itu, segala aktivitas digital, baik di ruang digital dan menggunakan media digital, memerlukan etika digital. 

Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Agustin Rahmawati, mengemukakan hal itu pada webinar literasi digital ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Bali – Nusa Tenggara, Minggu (21/8/2022). 

Agustin menyatakan, kompetensi literasi digital terkait netiket, juga mencakup kompetensi dalam mengakses informasi, menyeleksi dan menganalisis, upaya membentengi diri dari tindakan negatif, memproduksi dan mendisribusikan informasi, dan memverifikasi pesan sesuai netiket di platform digital. 

”Selain itu, berpartisipasi membangun relasi sosial, juga berkolaborasi data dan informasi dengan aman dan nyaman di platform digital,” ujar Agustin di hadapan peserta webinar bertajuk ”Kiat-kiat Aman Berselancar di Internet” yang juga diikuti secara nobar oleh beberapa komunitas digital di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Baca juga: Pemerintah Diminta Perluas Infrastruktur Internet untuk Wujudkan Digitalisasi UMKM

Agar aman berselancar di dunia digital, lanjut Agustin, maka netizen harus memahami ruang lingkup etika. Di antaranya, kesadaran tentang tujuan melakukan sesuatu di ruang digital, serta integritas atau kejujuran untuk tidak melakukan plagiasi. 

Agustin menambahkan, netizen harus selalu bertanggung jawab dalam arti mau menanggung konsekuensi atas perilakunya. ”Berbuatlah kebajikan dengan melakukan hal-hal yang bernilai dan bermanfaat, juga mengedepankan kemanusiaan dengan berbuat baik meski di dunia maya,” pungkasnya. 

Webinar #MakinCakapDigital 2022 merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) dan diselenggarakan Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan mitra jejaring lainnya. Kegiatan yang akan berlangsung hingga awal Desember 2022 ini diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital. 

Sejak diselenggarakab pada 2017, GNLD telah menjangkau 12,6 juta masyarakat. Untuk tahun 2022, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. 

Pelatihan literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten ini mengangkat beragam tema dengan mengacu pada iempat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. 

Dari sudut pandang kecakapan digital (digital skills), pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) Muhajir Sulthonul Aziz mengungkap survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018. 

”Dari tiga subindeks indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, yaitu: akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, dan keahlian/kecakapan, subindeks keahlian memiliki skor paling rendah,” kata kandidat doktor Universitas Airlangga itu. 

Sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, imbuh Muhajir, masyarakat Indonesia dipandang perlu memiliki kompetensi dasar dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterima dan didistribusikan dari dan ke berbagai platform digital yang dimilikinya. 

”Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” jelas Muhajir Sulthonul Aziz.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version