redaksiutama.com – Pengamat Transparansi Pemerintahan sekaligus Ketua DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sondang Hutagalung menilai Menteri BUMN Erick Thohir menerapkan strategi jitu dalam melakukan pembenahan BUMN.
“Kementerian BUMN yang digawangi oleh Erick Thohir membawa angin segar perubahan menuju yang lebih baik. Hal ini diawali dengan langkah bersih-bersih BUMN, dilihat dari perusahaan negara yang kinerja keuangannya mengalami kerugian akibat adanya kasus korupsi di tubuh manajemen, dapat teratasi sehingga dapat kembali sehat dan mencatat pertumbuhan,” ujar Sondang dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Salah satu contoh yang dapat dilihat yakni dana pensiun dikelola perusahaan asuransi milik BUMN harus diperbaiki, ketika Menteri BUMN Erick Thohir baru menjabat langsung melakukan langkah bersih-bersih BUMN yang namanya Jiwasraya lalu Asabri.
Selain langkah bersih bersih BUMN terdapat program lain yang membuat Erick Thohir dinilai berhasil membawa perubahan positif yaitu dengan program restrukturisasi perusahaan BUMN, contohnya di bidang perkebunan yang hutangnya Rp41 triliun kemudian dilakukan restrukturisasi oleh kementerian BUMN.
“Kalau BUMN ada ditemukan indikasi tindak pidana korupsi seperti Krakatau Steel dan Garuda langsung di proses bahkan tidak segan Erick Thohir melaporkan sendiri berbagai temuan dugaan tindakan korupsi tersebut ke KPK. Karena proses itu berjalan dan akhirnya terjadi konsolidasi yang baik yang tadinya labanya minus Rp1,4 (triliun) menjadi untung Rp4,6 triliun. Itulah salah satu keberhasilan dan kepiawaian yang dimiliki oleh Erick Thohir,” kata Sondang.
Erick juga dinilai melakukan efisiensi berdasarkan sektor misalnya, pada sektor kesehatan, perusahaan BUMN yang memiliki Rumah Sakit (RS) disatukan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif bagi masyarakat.
Sementara pada sektor perbankan, Kementerian BUMN juga melakukan transformasi dan pengembangan pada perbankan Syariah melalui Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal ini dikarenakan Erick Thohir menyadari, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia harus memiliki bank syariah yang berfundamental kuat.
“Akhirnya kalau kita lihat saat ini bagian labanya tumbuh baik,” kata Sondang.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengemukakan laba konsolidasi BUMN mencapai Rp155 triliun (belum diaudit) hingga triwulan III 2022 yang menunjukkan hasil positif atas kinerja transformasi BUMN.
Erick menjelaskan laba konsolidasi sebesar Rp155 triliun itu meningkat dari laba konsolidasi pada tahun 2021 yang sebesar Rp125 triliun dan meroket dari capaian tahun 2020 yang hanya Rp13 triliun.
Capaian tersebut pun dinilainya turut mendorong kontribusi BUMN bagi negara berupa pajak, bagi hasil, dividen dan PNBP.