redaksiutama.com – Pelatihan bagi para pelaku pariwisata tersebut merupakan tahapan kedua rangkaian kegiatan Kampanye Sadar Wisata 5.0. Pelatihan yang melibatkan para pelaku pariwisata dari desa wisata ini dimaksudkan untuk mendukung peningkatan dan penyiapan Sumber Daya Menusia (SDM) andal dan profesional di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham mengatakan kualitas dan kompetensi SDM pariwisata memiliki andil strategis dalam pembangungan dan pengembangan pariwisata, termasuk di desa wisata.
“Dalam pengelolaan desa wisata menuju desa wisata mandiri diperlukan SDM unggul,” kata Martini dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Mensinergikan desa wisata dengan pariwisata, lanjut Martini dapat dilakukan dengan pendekatan 3C (commitment, competence, champion). Yakni membangun komitmen pemerintah daerah, didukung adanya kompetensi masyarakat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata.
“Kemudian champion yaitu dengan menciptakan agen perubahan melalui masyarakat unggul yang berkontribusi bagi perekonomian,” ujar Diah.
Sementara, saat membuka pelatihan bagi pelaku pariwisata di Kawasan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Bromo-Tengger Semeru, yang diselenggarakan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi mengharapkan kontribusi aktif dari 135 peserta yang merupakan perwakilan dari 9 desa wisata.
Ia mengajak setiap individu memanfaatkan dengan baik kesempatan mendapatkan ilmu dan praktik langsung bidang kepariwisataan yang seluruhnya dirangkum dalam 17 modul, sehingga setara dengan program D2.
“Kita berharap SDM di desa wisata dapat terus berbenah diri, meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya, sehingga dapat beradaptasi dengan kebutuhan tren yang ada saat ini,” tambah Florida.
Sebelumnya Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno berharap, melalui pelatihan bagi pelaku pariwisata ini, baik kampung atau desa wisata mampu terus berbenah diri meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya.
“Sehingga menjadi desa wisata mandiri, memiliki daya saing, serta menjadi lokomotif kebangkitan perekonomian di sektor parekraf,” tuturnya.