Travel  

Warga Penyangga Zona Otorita Borobudur Dapat Pelatihan Soal Homestay

redaksiutama.com – Sebanyak 20 orang warga di kawasan Desa Wisata Penyangga Zona Otorita Borobudur mengikuti pelatihan dan sertifikasi, termasuk soal pengelolaan homestay, di Grand Keisha Yogyakarta Hotel selama lima hari.

“Kami membantu meningkatkan kompetensi, mereka punya kompetensi yang diakui,” tutur Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Pengelola Otorita Borobudur Bisma Jatmika usai pelatihan, Senin (28/11/2022).

Para peserta menerima materi tentang dasar pengetahuan hospitality dalam dunia pariwisata, ditambah materi terkait jenis pekerjaan yang ada di industri perhotelan, antara lain waiter, bellboy, public area cleaner, dan room attendant.

“Mengerti basic (dasar)-nya, kalau punya homestay sendiri, mereka bisa meningkatkan layanan di homestay-nya kalau mereka bekerja ya tidak ada masalah juga, keterampilan kan harus diasah,” terangnya.

Menurutnya, pelatihan dan sertifikasi ini penting agar nantinya bisa melayani wisatawan dengan berkualitas dan memenuhi standar. Salah satunya terkait cara menyapa dan memperlakukan para tamu.

Ingin dikembangkan seperti Nusa Dua di Bali

Sebagai informasi, Penyangga Zona Otorita Borobudur terus dikembangkan untuk menjadi kawasan wisata. Harapannya, kawasan ini bisa menjadi seperti Nusa Dua, Bali.

Jatmika mengatakan, Nusa Dua berkembang karena ada produk pariwisata bernama kawasan terpadu Nusa Dua. Para tamu pun tidak hanya diam di satu lokasi karena mereka bisa mengunjungi lokasi lain dengan beragam daya tarik wisata.

“Harapan Kami juga begitu, jadi tamu bisa menginap di tempat kami, daya tariknya bisa di desa sekitar dikelola masyarakat maupun ke Candi Borobudur-nya, Candi Gedong Songo, atau mengunjungi Pule Payung di Kulon Progo, sehingga tidak bosan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Titik Sulistyani menuturkan, pelatihan dan kompetensi ini menuju pariwisata yang berkualitas.

Pariwisata di Yogyakarta, lanjutnya, berbasis budaya dan masyarakat sehingga memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya masing-masing.

“Tujuanya untuk membuat pelayanan lebih baik lagi dan apalagi nanti kita ingin terkemuka di Asia Tenggara tentunya harus didukung dengan SDM yang sangat kompeten, unggul dan profesional khususnya di bidang pelayanan,” terangnya.

error: Content is protected !!
Exit mobile version