redaksiutama.com –
KOMPAS.com – Uni Eropa (UE), melalui Kelompok Tanggap Krisis Politik Terintegrasi (IPCR), mengimbau agar semua negara anggota UE menerapkan syarat tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan dari China.
Imbauan tersebut disampaikan melihat adanya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini di China.
Salah satunya dari laporan rumah sakit dan krematorium yang dikabarkan kewalahan menghadapi pasien Covid 19, dikutip dari BBC, Kamis (5/1/2023).
Untuk diketahui, China berencana melonggarkan pembatasan mulai Minggu (8/1/2023) setelah hampir tiga tahun.
Pelaku perjalanan dari China diimbau pakai masker dan tes Covid-19
IPCR mengimbau beberapa hal bagi pelaku perjalanan dari Negeri Tirai Bambu, sebagai berikut:
- Pemakaian masker bagi semua penumpang dalam penerbangan dari dan menuju China.
- Tes acak untuk penerbangan dari China.
- Pemantauan air limbah (wastewater) di bandara.
Adapun sejumlah negara Uni Eropa telah mewajibkan syarat tes Covid-19 bagi kedatangan dari China, antara lain Perancis, Spanyol, dan Italia.
Di sisi lain, Jerman masih memantau keadaan, sedangkan Yunani dikabarkan tidak akan menerapkan pembatasan bagi kedatangan dari China, dikutip dari Schengenvisainfo.com.
Meski UE sudah mengeluarkan imbauan, namun masing-masing negara anggota bisa menerapkan aturan tersendiri.
Tanggapan WHO
Meski kasus Covid-19 di China melonjak, namun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), keberadaan varian baru di negara tersebut tidak terbukti.
Menanggapi hal tersebut, para ahli menilai adanya kemungkinan kurangnya pengujian dan pendataan terkait kasus Covid-19 di China oleh WHO.
Tidak hanya itu, terdapat perbedaan data terkait dampak Covid-19 di China. Beijing, ibu kota China, mengonfirmasi ada 22 kasus kematian sejak Desember lalu.
Sementara itu, perusahaan data sains Inggris, Airfinity, memperkirakan ada lebih dari dua juta kasus Covid-19 dan 14.700 kasus kematian per hari di China.
Respons China soal syarat perjalanan di berbagai negara
Pada Selasa (3/1/2023), Pemerintah China menanggapi syarat tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan dari China oleh sejumlah negara.
“Kami percaya bahwa pembatasan masuk yang diterapkan oleh beberapa negara yang menargetkan China tidak memiliki dasar ilmiah, dan beberapa penerapan yang berlebihan bahkan lebih tidak bisa diterima,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dikutip dari apnews.com.
Ning menambahkan, pihaknya dengan tegas menentang upaya untuk memanipulasi tindakan Covid-19 untuk tujuan politik.
“Dan (kami) akan mengambil tindakan pencegahan berdasarkan prinsip timbal balik,” katanya.
Namun, ia tidak menyebutkan langkah apa yang akan diambil oleh China.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.