redaksiutama.com – Sirkuit Mandalika kembali menjadi lokasi ajang internasional WSBK. Jelang pelaksanaannya, berbagai desa wisata di Lombok Tengah telah siap sambut wisatawan.
Sesuai peruntukannya, sirkuit Mandalika kembali jadi lokasi penyelenggaraan ajang internasional. Kali ini Mandalika akan menjadi rumah bagi ajang World Superbike (WSBK).
Ajang WSBK tahun ini akan diselenggarakan pada 11-13 November 2022. Jelang pelaksanaannya, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa sejumlah destinasi desa wisata di daerah setempat telah siap untuk dikunjungi para penonton WSBK.
“Destinasi wisata di Desa Wisata itu telah siap dikunjungi wisatawan maupun para penonton WSBK,” kata Kepala Kepala Bidang Pengembangan SDM Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lalu Moh. Hatta di Praya, Lombok Tengah, Senin (24/10/2022).
Ia menuturkan bahwa Lombok Tengah memiliki 61 desa wisata yang telah melakukan asesmen. 38 di antaranya telah lulus administrasi dan asesmen baik untuk desa wisata alam, budaya, maupun buatan.
Kemudian dari 38 desa wisata yang ada, sebagian besar telah siap dikunjungi wisatawan. Terutama desa wisata yang sudah termasuk dalam kategori desa wisata maju dan mandiri. Beberapa desa wisata tersebut yaitu desa wisata Bilebante, Sade Rambitan, Ende, Sengkol, Mertak, Aik Berik, Tanak Beak, Bonjeruk, Janggo, Kuta dan beberapa desa wisata lainnya.
“Destinasi wisata di desa wisata kita sudah siap dikunjungi,” katanya.
Selain telah siap dikunjungi, desa wisata tersebut juga sudah memiliki standar wisata yang baik. Sebab beberapa desa wisata tersebut sebelumnya sudah pernah mengikuti seleksi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang diselenggarakan langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Dalam ajang ini, desa wisata akan dinilai berdasarkan tujuh kategori. Pertama dari sisi penerapan CHSE (cleanliness, health, safety and environmental sustainability) atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan.
Kedua penilaian dalam kategori desa digital. Ketiga dari sisi souvenir, baik dari segi fesyen, kuliner, maupun kriya. Keempat dari daya tarik wisata, yakni alam, budaya, dan buatan. Kelima dari kategori konten kreatif. Kemudian keenam homestay, dan terakhir ketujuh yaitu toilet.
Karena telah melalui penilaian dan seleksi ADWI, maka desa wisata yang siap dikunjungi akan memiliki standar yang baik. Selain itu, dengan adanya kategori-kategori penilaian ini, Dispar Lombok Tengah juga berharap bahwa desa wisata yang ada dapat terus tergerak untuk menjadi desa wisata berkelanjutan.
“Melalui kategori-kategori ini diharapkan mampu mendorong berkembangnya desa wisata menjadi desa wisata berkelanjutan,” ujarnya.