redaksiutama.com – Memilih waktu terbang yang tepat menjadi bagian penting dalam menentukan perjalanan yang lebih lancar.
Jika kedapatan pesawat yang “delay” alias penundaan jam terbang, misalnya, bisa-bisa rencana perjalanan yang sudah tersusun tapi menjadi kacau.
Ternyata, ada jam-jam terbang tertentu yang punya kecenderungan lebih besar mengalami delay. Mengetahuinya bisa membantumu menghindari terlambat terbang, sehingga perjalanan lebih lancar.
Jam terbang paling sering delay
Seorang awak kabin, Miguel Munoz, menyarankan untuk menghindari penerbangan jam 12.00 jika ingin tiba tepat waktu.
Menurutnya, jam tersebut sering kali terdampak jam terbang pagi yang tertunda.
“Saya bakal selalu bilang, hindari penerbangan siang hari karena jika penerbangan pagi terlambat, maka penerbangan kita akan terdampak,” katanya, seperti dikutip Express.
Memesan penerbangan paling pagi adalah cara terbaik menghindari keterlambatan. Pada umumnya, penerbangan paling pagi adalah pukul 06.00 atau 07.00.
Menurutnya, penerbangan pada jam-jam tersebut sangat jarang mengalami keterlambatan.
Sebab, pesawat paling pagi biasanya menggunakan pesawat yang diparkir sepanjang malam.
Sedangkan pesawat yang terbang siang hari biasanya menggunakan armada yang tiba di bandara sebelumnya, sehingga punya kemungkinan lebih besar mengalami keterlambatan akumulatif.
“Setelah putaran pertama dari penerbangan pagi lepas landas, di situ lah lalu lintasnya mulai padat,” bebernya.
Hal senada diungkapkan oleh penulis blog perjalanan Phila Travel Girl, Suzanne Wolko. Menurutnya, jam terbang paling pagi sangat jarang mengalami keterlambatan, bahkan di bandara paling sibuk sekalipun.
Selain karena pesawatnya sudah ada di bandara semalaman penuh, para awak kabinnya juga sering kali sudah berada di sana.
“Kita tidak perlu meninggu pesawat tiba dari kota lain, yang bisa bikin terlambat karena banyak faktor. Termasuk cuaca,” kata Suzanne, seperti dikutip .
Secara spesifik, dianjurkan memilih penerbangan selambatnya pukul 08.00. Hal itu dibuktikan salah satunya dari data statistik yang dikumpulkan oleh HawaiianIslands.com, demikian ungkap direktur operasi, Nick Mueller.
Menurutnya, puncak keterlambatan penerbangan adalah sekitar pukul 18.00. Jadi, hindari waktu penerbangan terlalu malam, sebisa mungkin.
Selain itu, memesan penerbangan langsung juga lebih dianjurkan. Sebab, penerbangan transit meningkatkan risiko penundaan dan pembatalan.
Hal ini berlaku baik pada penerbangan domestik maupun internasional. Meskipun, pilihan untuk penerbangan internasional mungkin tak terlalu banyak.
Selain itu, aturan di setiap negara juga bisa berbeda.
Jika terbang dari Amerika Serikat dengan lebih dari satu titik transit, memilih penerbangan terpanjang bisa jadi pilihan terbaik, kapanpun waktu terbangnya.
Justin Hill, pendiri situs pembanding penerbangan Faretrotter, menyebutkan ada dua alasannya.
Pertama, aturan Uni Eropa diaplikasikan pada pesawat yang terbang dari dan ke kawasan Uni Eropa.
Sehingga, jika penerbangan dari Amerika Serikat ke negara Uni Eropa terlambat, maskapai wajib bertanggung jawab melakukan ganti rugi terhadap setiap penumpang atas keterlambatan tersebut.
Itulah mengapa, banyak maskapai memprioritaskan penerbangan jarak jauh terlebih dahulu.