Travel  

7 Fakta Sejarah Stasiun Manggarai, Saksi Perpindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

redaksiutama.com – Ada sejumlah fakta sejarah Stasiun Manggarai yang menarik untuk diketahui masyarakat. Stasiun yang menjadi pemberhentian kereta rel listrik (KRL) atau commuter line dan kereta bandara ini berada di Tebet, Jakarta Selatan.

Stasiun Manggarai merupakan salah satu stasiun dengan lalu lintas kereta api tersibuk di Indonesia. Informasi tersebut bahkan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Stasiun Manggarai merupakan salah satu stasiun dengan lalu lintas kereta api tersibuk di Indonesia,” tutur Jokowi dikutip dari Kompas.com, Senin (26/12/2022).

Mengutip Kompas.com (7/11/2022), dalam sehari terdapat 720 perjalanan kereta, baik yang berhenti maupun yang melintas langsung di Stasiun Manggarai.

Rencananya, Stasiun Manggarai akan dijadikan sebagai stasiun sentral pada 2025, sehingga akan melayani KRL, kereta bandara, dan kereta api jarak jauh (KAJJ).

Untuk mewujudkan target itu, pemerintah tengah mengembangkan proyek jalur dwi ganda atau double double track (DDT) Manggarai-Cikarang.

Fakta sejarah Stasiun Manggarai

Berikut fakta sejarah Stasiun Manggarai seperti dihimpun dari laman KAI Heritage dan Kompas.com.

1. Dibangun pada 1914

Stasiun Manggarai dibangun pada 1914 yang dipimpin oleh arsitek Belanda bernama Ir. J. Van Gendt, berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage. Empat tahun berselang, Stasiun Manggarai diresmikan pada 1 Mei 1918.

Mulanya, lokasi Stasiun Manggarai adalah jalur perlintasan kereta rute Jakarta-Bogor yang dikelola oleh perusahaan swasta, Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Pada tahun 1913 perusahaan kereta api negara kala itu, Staatssporwegen (SS) membeli jalur Jakarta-Bogor milik NISM. Kemudian, SS melakukan penataan ulang jalur kereta api di Jakarta, salah satunya membangun Stasiun Manggarai.

2. Sentral pengiriman komoditas

Pada tahun-tahun awal setelah diresmikan, Stasiun Manggarai berperan sebagai sentral pengiriman komoditas pertanian dan perkebunan dari Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, berdasarkan informasi dari Kompas.com (11/7/2022).

Komoditas yang dibawa meliputi, karet, teh, buah-buahan, rempah-rempah, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, Stasiun Manggarai juga menjadi tempat transit angkutan pos seperti telegram dan surat.

Karena memiliki peran sentral, maka SS berniat membangun Stasiun Manggarai menjadi stasiun megah dengan atap atau kanopi besi. Material pun diimpor dari Belanda menggunakan kapal.

Namun, material itu tidak pernah sampai ke Indonesia karena tengah terjadi Perang Dunia I di Eropa sehingga menghambat pengiriman barang ekspor.

3. Stasiun keberangkatan perpindahan ibu kota

Stasiun Manggarai memiliki nilai historis tinggi. Stasiun ini merupakan stasiun awal keberangkatan pemindahan ibu kota sementara dari Jakarta ke Yogyakrta pada 4 Januari 1946.

Segala persiapan rahasia untuk perjalanan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dilaksanakan di Stasiun Manggarai.

4. Tempat singgah Jenderal Soedirman

Stasiun Manggarai juga pernah menjadi tempat singgah Panglima Besar Jenderal Soedirman, dalam rangka menghadiri perundingan gencatan senjata di Jakarta.

Kedatangan Jenderal Soedirman dan rombongan di Stasiun Manggarai pada 1 November 1946 disambut sorak sorai rakyat Indonesia

5. Lokasi pembuatan lokomotif

Stasiun Manggarai pernah menjadi lokasi pembuatan lokomotif pada masa penjajahan Jepang pada 1942, seperti dikutip dari laman KAI Heritage. Mesin yang digunakan untuk membuat lokomotif adalah mesin diesel pabrikan Mercedes.

Lokomotif tersebut sempat diuji coba jalan dari Stasiun Manggarai ke Tanah Abang, dan Stasiun Manggarai-Bogor dengan hasil yang memuaskan.

Namun, produksi lokomotif Stasiun Manggarai berhenti pada 1943 lantaran Jepang mulai memindahkan beberapa bagian bengkel Stasiun Manggarai serta mesinnya ke berbagai daerah.

6. Ada peron berusia 100 tahun

Tidak banyak yang tahu bahwa terdapat dua peron tua berusia 100 tahun di Stasiun Manggarai, berdasarkan informasi dari Kompas.com (11/7/2022).

Struktur bangunan peron itu terbuat dari kayu kokoh yang dilengkapi saluran talang air. Bagian atasnya tertutup genteng bata berwarna oranye kemerahan.

Atap peron itu berada di jalur 1 dan 2, yang biasanya digunakan untuk kereta ke Cikarang, Bekasi, dan Jakarta Kota.

7. Mulai melayani kereta angkutan orang

Stasiun Manggarai mulai melayani kereta angkutan orang pada 6 April 1952, seperti dikutip dari Kompas.com (11/7/2022). Bertepatan dengan program elektrifikasi kereta oleh perusahaana kereta api negara, SS.

Jalur pertama yang dibuka untuk angkutan orang adalah jalur Tanjung Priok-Pasar Senen. Pada tahun 1930, jalur dikembangkan lagi dari Tanjung Priok ke Bogor.

Mulai saat itu, banyak warga melakukan perjalanan dengan kereta api. Kala itu, pemerintah Hindia Belanda masih menerapkan tiket berdasarkan kelas sosial penumpang, meliputi lokal, China, dan Eropa yang berada dalam kereta terpisah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!