Travel  

5 Tips Liburan Musim Dingin di Swiss, Belajar Ski dan Atur Biaya

redaksiutama.com – Swiss (Switzerland) kerap jadi destinasi untuk menikmati musim dingin, salah satunya berkat aktivitas olahraga salju yang ada di pegunungan Alpen .

Pada waktu itu, terdapat beragam olahraga salju yang bisa dicoba wisatawan, mulai dari ski, snowboarding, hingga sledding.

Tak hanya itu, alternatif kegiatan lainnya seperti berendam di pemandian air panas, menyicipi kuliner di restoran atas gunung, dan menikmati pemandangan gunung salju dari kereta api, bisa dilakukan selama liburan musim dingin di Swiss.

Tips liburan musim dingin di Swiss

Director Southeast Asia Switzerland Tourism Batiste Pilet dalam webinar pada Rabu (30/11/2022), membagikan beberapa tips yang bisa diperhatikan wisatawan pemula yang baru pertama kali liburan musim dingin di Swiss. Berikut rangkuman informasinya.

1. Siapkan waktu untuk mengurus visa dan dokumen lain

Pilet mengatakan bahwa musim dingin di Swiss dan Eropa umumnya terjadi pada periode Desember hingga akhir Maret.

Ia berpesan bagi wisatawan yang ingin datang saat bulan tersebut untuk sudah menyiapkan dokumen penting, termasuk visa, beberapa bulan sebelumnya.

Selain itu, mereka dianjurkan memperhatikan tanggal pemesanan akomodasi dan tiket, jangan sampai terlalu mepet karena kemungkinan lebih mahal.

“Harus booking (misalnya akomodasi), dan harus menunggu waktu dulu. Dari Indonesia ke Swiss juga harus punya Visa Schengen, jadi sediakan waktu untuk visa dan dokumen lain,” ujarnya.

Dikutip dari Kompas.com (1/4/2022), waktu penerbitan visa sekitar 15 hari kerja. Caranya, kamu bisa berkunjung ke situs VFS, buat janji temu untuk membuat visa Schengen untuk negara Switzerland.

Unggah formulir yang harus diisi, lengkapi formulir, bawa segala dokumen yang diperlukan, seperti surat referensi dari bank, polis asuransi perjalanan, surat referensi dari kantor (jika diperlukan), tiket perjalanan pergi dan pulang, serta pas foto khusus untuk visa Schengen.

Visa Schengen dikenakan biaya mulai Rp 1,3 juta dan jasa pembuatan visa dari VFS dikenakan biaya mulai Rp 350.000.

2. Hindari high season

Selanjutnya, wisatawan disarankan menghindari high season dari periode pariwisata musim dingin di Swiss, khususnya antara Natal dan tahun baru.

“Antara Natal dan tahun baru pasti akan sangat mahal. Meskipun tinggal di tempat biasa yang bujet rendah, akan relatif mahal. Saya tidak rekomendasi pergi saat high season,” tutur Pilet.

Ia menyarankan, wisatawan yang masih ingin mendapatkan salju dan musim dingin, sebaiknya pergi pada bulan Maret. Sebab, katanya, saat itu temperaturnya tidak terlalu dingin, salju sedang indah, dan akomodasi juga lebih terjangkau.

3. Belajar dan berlatih ski

Mungkin belum banyak yang tahu, tapi wisatawan sebenarnya bisa belajar ski di Pegunungan Alpen . Sebab, Swiss menyediakan sekitar 172 sekolah ski dan pemandu profesional sehingga pemula tidak perlu khawatir.

Pilet menjelaskan, para instruktur ski di Swiss akan benar-benar mengajari ilmunya mulai dari paling dasar hingga level ahli. Beberapa resor ski juga akan memberikan video perkenalan kepada ski sehingga wisatawan akan mudah mengerti.

“Bahkan ada juga yang memberi jaminan setelah 3-4 hari kursus kalau belum bisa bermain ski, akan dikasih kursus tambahan tanpa biaya,” ungkap dia.

Selain itu, para instruktur ski juga menguasai beberapa bahasa, sehingga akan lebih mudah untuk mengajari para wisatawan.

4. Coba destinasi populer sekaligus anti-mainstrem

Tips selanjutnya, Pilet memberikan saran agar wisatawan bisa melakukan riset dan mengunjungi destinasi-destinasi yang belum sangat populer di Swiss.

“Buat kombinasi kunjungan ke destinasi yang ikonik atau populer, sama ke tempat yang tidak terlalu terkenal,” ujar Pilet.

Ia menjelaskan, hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara keduanya. Destinasi ikonis, misalnya, memiliki servis yang sangat baik, semuanya sudah sangat rapih dan tertata.

Sementara itu, di destinasi yang lebih kecil, wisatawan akan bisa melihat gaya hidup yang berbeda.

Sebagai contoh, saat musim salju, kamu bisa mencoba penginapan di resor ski yang ada di daerah pedesaan, bukan yang hanya dikembangkan oleh perusahaan besar sehingga bisa melihat kehidupan sesungguhnya para warga desa di pegunungan.

5. Tentukan bujet

Sama seperti saat liburan ke daerah lainnya, wisatawan harus menentukan bujet dan gaya perjalanan. Sebab, kata Pilet, biaya berlibur ke Swiss juga sangat tergantung gaya perjalanan yang dipilih.

“Kamu bisa menemukan local ways to travel (cara warga lokal jalan-jalan) sehingga murah, atau cara yang sangat-sangat mahal untuk berlibur ke swiss, kamu harus memilih,” ujarnya.

Wisatawan yang ingin menekan bujet, misalnya, bisa menginap di Airbnb atau hostel. Selain itu, membawa bahan makanan instan dari Indonesia dan memperbanyak masak sendiri.

Sementara itu, menurut Marketing Representative Indonesia Switzerland Tourism Vidia Panna, biaya liburan tergantung gaya hidup dan aktivitas yang akan dilakukan.

“Biaya sangat tergantung dengan gaya hidup dan berapa banyak aktivitas yang mau dilakukan. Tapi secara umum dari agen travel, paket wisata Swiss delapan hari mulai Rp 40-50 juta,” kata Vidia.

Adapun terkait biaya transportasi, ia memberi saran untuk memanfaatkan Swiss Travel Pass, yang bisa digunakan untuk naik kereta api, kapal, dan bus di Swiss.

error: Content is protected !!
Exit mobile version