redaksiutama.com – Kota Malang menargetkan bisa menjadi kawasan wisata medis (medical tourism) pada 2023.
Terkait target tersebut, tiga rumah sakit mendukung siap menyambut Malang sebagai kawasan wisata media.
Tiga rumah sakit itu adalah Persada Hospital Malang, Rumah Sakit Lavalette, dan Rumah Sakit Hermina Malang.
Direktur Rumah Sakit Lavalette, dr Mariani Indahri mengatakan, rumah sakitnya juga menerima pasien dari luar Malang seperti dari daerah Jawa Timur lainnya, yakni Pasuruan, Tulungagung dan Probolinggo.
Kondisi itu menurutnya dapat menangkap peluang terwujudnya layanan wisata medis karena tidak jarang pasien datang bersama keluarganya tidak hanya untuk berobat, tetapi juga berwisata.
“Juga banyak ke sini, terutama kasus cancer (kanker) dan hemodialisis (HD atau terapi cuci darah), penyakit HD kami ada paling jauh dari Jember, atau pasien bisa sekalian travelling, misal pasien setelah check up, sambil menunggu hasilnya, berwisata dengan keluarganya, karena Malang Raya ini destinasi wisatanya banyak,” kata Maria, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya, Malang Raya memiliki destinasi tempat wisata alam dan buatan yang menjanjikan bagi wisatawan dari luar daerah.
Misalnya, destinasi Gunung Bromo, berbagai wahana permainan tempat wisata, serta ditopang keindahan alam yang hijau di Kota Batu serta lainnya.
“Hal-hal seperti ini di luar negeri sudah berjalan dan ini sebenarnya bisa kita lakukan, mau berwisata ke Malang dan Batu tapi juga sekalian cek kesehatan, sambil menunggu hasilnya sekalian berwisata,” katanya.
Lebih lanjut, dikatakannya mewujudkan layanan wisata medis perlu ada klaborasi dengan pihak rumah sakit lainnya untuk memaksimalkan layanan.
RS Lavalette, misalnya, memiliki layanan unggulan menangani pasien dengan penyakit kanker dan terapi cuci darah.
“Ini tinggal penguatan saja supaya Malang bisa menjadi ikon (wisata medis) dan berjalan optimal.”
“Sementara ini tiga rumah sakit, RS Persada, RS Lavalette dan RS Hermina. Masing-masing rumah sakit saling berkolaborasi dengan keunggulannya masing-masing,” katanya.
Selain itu, kolaborasi juga penting dilakukan dengan pelaku industri pariwisata, seperti industri penginapan dan tempat wisata.
“Ke depan sebenarnya harus kolaborasi dengan pelaku industri pariwisata, seperti travel agent untuk mempublikasikan terkait kebutuhan hal itu karena terkadang pasien tidak mengetahui mau berobat atau check up sekalian berwisata, mungkin harus disosialisasikan lebih lanjut supaya berkolaborasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Persada Hospital Malang, Ardantya Syahreza menambahkan, potensi dari beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Surabaya, sangat besar.
Hal ini terbukti dari hasil riset yang dilakukannya bahwa masyarakat Indonesia setiap tahun pergi berobat sekaligus berwisata di luar negeri dengan mengeluarkan uang sekitar 11,5 miliar dollar AS.
Mereka berobat ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Kami juga melihat bahwa di rumah sakit kami beberapa pasien dari Kalimantan, Sulawesi, Medan mereka datang kesini untuk berobat, artinya kualitas kita tidak kalah, memang untuk pelayanannya harus ditingkatkan,” kata Ardantya.