Sering Alami Gempa, Bagaimana Cara Jepang Membangun Konstruksi Rumah dan Bangunannya?

redaksiutama.com – Jepang menjadi salah satu negara yang sering terkena gempa . Wilayah kepulauan Jepang yang berada di Ring of Fire membuat mereka harus bisa bertahan dengan kondisi alam tersebut.

Ring of Fire atau Cincin Api merupakan wilayah-wilayah yang dengan aktivitas gempa bumi yang tinggi. Daerah Ring of Fire juga memiliki banyak gunung berapi yang aktif.

Negara-negara yang berada dalam Ring of Fire ini termasuk kepulauan Indonesia, Filipina, dan Jepang .

Gempa terbaru yang terjadi di Indonesia mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022 kemarin. Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 ini menewaskan 277 orang dengan ratusan rumah rusak parah.

Tinggal di negara dengan ancaman gempa bumi yang bisa terjadi kapan saja membuat para penduduknya harus senantiasa waspada.

Selain itu, rumah atau bangunan-bangunan yang didirikan pun seharusnya bisa tahan atau anti gempa , sehingga tidak langsung mengalami kerusakan yang parah.

Jepang terkenal karena bangunannya yang tahan gempa . Dengan prestasi teknik modern, bangunan tahan gempa Jepang membuat mereka mampu mengatasi banyak gempa yang kuat.

Keterampilan Jepang dalam merancang bangunan tahan gempa sebagian besar lahir dari kebutuhan dan pengalaman terhadap gempa .

Jepang telah mengalami gempa bumi sepanjang sejarahnya, salah satu yang terparah adalah Gempa Kanto pada tahun 1923. Gempa tersebut mencapai magnitudo 7,9.

Gempa tersebut menghancurkan Tokyo serta Yokohama dan menewaskan lebih dari 140.000 orang.

Jepang memiliki standar bangunan tahan gempa sebagai berikut.

1. TaishinIni adalah persyaratan minimal untuk bangunan tahan gempa di Jepang , dengan ketentuan bahwa balok, pilar, dan dinding harus memiliki ketebalan minimum tertentu untuk mengatasi guncangan.

2. SeishinSeishin direkomendasikan untuk bangunan bertingkat tinggi, yang menggunakan peredam untuk menyerap banyak energi gempa . Intinya, lapisan peta karet tebal diletakkan di tanah di bawah fondasi, sehingga meredam getaran.

3. MenshinIni merupakan bentuk bangunan tahan gempa tercanggih di Jepang sekaligus termahal. Struktur bangunannya diisolasi dari tanah oleh lapisan timah, baja, dan karet yang bergerak sendiri-sendiri dengan tanah di bawahnya.

Hal ini berarti bangunan tersebut bisa bergerak sangat sedikit, bahkan saat gempa yang sangat kuat terjadi.

Semua bangunan di Jepang saat ini harus sesuai dengan peraturan bangunan tahan gempa tersebut. Ada tiga contoh bangunan di Jepang yang dibangun dengan standar tersebut.

1. Tokyo Sky TreeTokyo Skytree menggunakan peredam seismik pada dasar struktur yang terhubung ke pilar pusat yang dapat menyerap guncangan gempa .

2. Gedung Shinjuku MitsuiGedung ini punya pendulum seberat 300 ton yang dipasang di atap gedung pencakar langit.

Pendulum tersebut akan bergoyang bolak-balik selama gempa yang membantu menangkal gerakan bangunan dari sisi ke sisi.

3. Air Danshin ‘floating’ HomesBangunan ini milik perusahaan bernama Air Danshin yang bergerak di bidang perumahan. Mereka telah menciptakan solusi unik untuk masalah gempa bumi yakni levitasi.

Rumah-rumah hunian dilengkapi dengan detektor gempa . Jika ada getaran, kompresor mendorong udara ke ruang di bawah bangunan, mengangkatnya satu hingga tiga sentimeter dari fondasi bangunan.

Hal ini membuat bangunan tidak mungkin berguncang dan karena itu membantu menghindari kerusakan.

Hal yang patut kita pelajari dari bangunan tahan gempa di Jepang adalah adanya standar ketat yang menjadi ketentuan siapa pun yang ingin melakukan pembangunan.

Selain regulasi aturan dan standar yang ketat, inovasi dari pembuatan konstruksi bangunan yang canggih dan dapat mengantisipasi gempa pun sangat penting.

Membangun rumah atau bangunan tahan gempa sama dengan investasi jangka panjang. Kita tidak pernah tahu kapan gempa akan terjadi, sehingga antisipasi terhadap gempa harus disadari betul sejak dini.***

error: Content is protected !!