Krik Krik… Metaverse Rp18 Triliun Isinya Cuma 38 Orang

redaksiutama.com – Dunia virtual Metaverse tak seramai yang diperkirakan. Sebuah data dari DappRadar memperkirakan sebuah ekosistem metaverse bernama Decentraland yang valuasinya mencapai Rp 18 triliun hanya dihuni oleh 38 pengguna.

Sementara itu, metaverse di Sandbox sedikit ramai. Tercatat ekosistem itu memiliki 522 pengguna aktif dalam waktu yang sama, dikutip dari Coin Desk, Jumat (14/10/2022).

Sebagai informasi, pengguna aktif menurut DappRadar didefinisikan sebagai interaksi alamat dompet unik dengan smart contract platform. Contohnya, pengguna yang masuk ke Sandbox dan Decentraland melakukan pembelian dengan token SAND atau MANA akan dihitung sebagai pengguna aktif.

Jadi laporan tersebut tak menghitung orang yang hanya masuk dan berinteraksi dengan pengguna lain atau mampir sebentar di metaverse misalnya untuk menyaksikan event seperti fashion week virtual.

Coin Desk juga mencatat ada lebih sedikit transaksi seperti membeli atau menjual NFT, dibandingkan dengan jumlah orang yang berkunjung.

Dalam catatan DappRadar, pengguna aktif di Decentraland pernah menyentuh 675 pengguna. Jumlah itu tetap lebih sedikit dari pesaingnya Sandbox sebesar 4.503 orang.

Coin Desk menyebutkan setelah artikelnya dipublikasikan, Decentraland dan Sandbox membantah data dari DappRadar. Decentraland mengunggah tweet ada 1.074 pengguna berinteraksi dengan smart contract pada September di Decentraland.

Selain itu, ada 56.697 yang menjadi pengguna aktif bulanan. Decentraland juga menjelaskan definisi perusahaan mengenai pengguna aktif adalah orang yang masuk dan keluar dari paket serta menambahkan “kemungkinan ada perbedaan antara Metrik DCL dan data Foundation.

Sementara itu CEO dan salah satu pendiri Sandbox, Arthur Madrid menjelaskan metrik DappRadar hanya mencerminkan transaksi pengguna atau penjualan NFT utama. Bukan sebagai keterlibatan pengguna dalam makna lain.

Sandbox, menurutnya mengukur pengguna aktif dengan melihat sejumlah metrik termasuk penggunaan dari waktu ke waktu dan retensi. “Bayangkan Anda hanya melacak jumlah orang yang membayar sesuatu di kasir di pusat perbelanjaan, Artinya tidak banyak orang yang lewat,” jelas Madrid.

error: Content is protected !!