redaksiutama.com – Korea Selatan menganggarkan sekitar 790 miliar won (sekitar Rp9,7 triliun) untuk mendukung perusahaan kecil dan menengah serta startup di industri konten tahun ini, sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor konten budaya Korea.
Rencana tersebut dimasukkan dalam laporan Menteri Kebudayaan Park Bo-gyoon kepada Presiden Yoon Suk Yeol tentang rencana kerja kementeriannya tahun ini, sebagaimana dilaporkan Yonhap, Kamis.
Di bawah rencana kerja komprehensif itu, kementerian akan mendanai 790 miliar won (sekitar Rp 9,7 triliun), termasuk dana K-content senilai 410 miliar won (sekitar Rp 492 miliar), untuk diinvestasikan dalam konten budaya Korea.
790 miliar won merupakan pembiayaan terbesar yang pernah dilakukan pemerintah untuk bisnis tersebut. Tahun lalu, Kementerian Kebudayaan hanya menghabiskan 526,8 miliar won (sekitar Rp6,4 triliun).
Kementerian juga akan membantu para pemula dan bisnis ventura di industri untuk mewujudkan ide mereka sejak tahap awal perencanaan dan pengembangannya. Selain itu, pemerintah juga akan membelanjakan 56,4 miliar won (sekitar Rp 693 miliar) tahun ini untuk program pembinaan 10.000 profesional dengan kapasitas membuat konten menggunakan teknologi baru dalam tiga tahun ke depan.
Adapun pilar utama lain dari rencana kerja 2023 termasuk menghubungkan popularitas budaya pop Korea yang meningkat di luar negeri dengan menghidupkan kembali pariwisata ke negara tersebut.
Untuk itu, pemerintah akan mencanangkan tahun 2023 sebagai “Tahun Kunjungan Korea” dan mengadakan roadshow pariwisata Korea untuk mempromosikan negara tersebut di 15 kota besar di seluruh dunia.
Klaster wisata bertema sejarah budaya akan dibuat di lingkungan lama yang berpusat di bekas kompleks kepresidenan Cheong Wa Dae di pusat kota Seoul.
Sementara itu, lingkungan di sekitar Istana Gyeongbok, sebuah istana kerajaan dari Dinasti Joseon (1392-1910), sudah menjadi tujuan wisata populer dengan rumah hanok yang indah, galeri seni, museum, kafe, dan restoran.
Diketahui, industri konten telah menjadi pemimpin ekspor Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir di tengah ledakan global produk budaya populer Korea seperti film, drama TV, dan musik, yang dikenal sebagai hallyu.
Pada 2021, ekspor konten budaya Korea Selatan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yakni sebesar 12,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 193 triliun). Angka tersebut jauh lebih banyak daripada ekspor peralatan rumah tangga, baterai sekunder, kendaraan listrik, dan panel layar.